"Kita bersyukur kepada Tuhan atas dirinya," tutur Talib Shareef, presiden dan imam Masjid Muhammad di Washington. "Amerika harus bersyukur kepada Tuhan atas dirinya. Dia pahlawan Amerika," imbuh imam masjid tersebut di depan para tokoh muslim yang berkumpul untuk mengenang Ali di Washington, seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (6/6/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika kita melihat sejarah komunitas Afrika-Amerika, satu faktor penting dalam mempopulerkan Islam di Amerika adalah Muhammad Ali," kata Warith Deen Mohammed II, putra mantan pendiri Nation of Islam. Nation of Islam merupakan organisasi muslim bagi warga kulit hitam AS yang Ali pernah menjadi anggotanya.
"Muhammad Ali adalah hadiah dari Tuhan, bukan hanya untuk muslim namun juga untuk dunia," tutur Nihad Awad, direktur eksekutif Council on American-Islamic Relations.
Ali meninggal dunia pada Jumat, 3 Juni malam waktu setempat di usia 74 tahun. Ali mendominasi arena tinju pada tahun 1960-an dan tahun 1970-an silam dan meraih gelar juara kelas berat dunia sebanyak tiga kali. Aksi-aksi laganya disebut sebagai salah satu yang paling mengesankan dan spektakuler dalam sejarah.
Sebelumnya, mantan juara tinju kelas berat itu dilaporkan dalam kondisi kritis di sebuah rumah sakit di wilayah Phoenix. Ali dilarikan ke rumah sakit pada Kamis, 2 Juni malam waktu setempat karena mengalami masalah pernapasan. (ita/ita)