Ali mendominasi arena tinju pada tahun 1960-an dan tahun 1970-an silam dan meraih gelar juara kelas berat dunia sebanyak tiga kali. Aksi-aksi laganya disebut sebagai salah satu yang paling mengesankan dan spektakuler dalam sejarah.
Ketika meraih gelar juara tinju kelas berat pada tahun 1964 dengan mengalahkan Sonny Liston, Ali masih dikenal dengan nama lahirnya Cassius Clay, lengkapnya Cassius Marcellus Clay Jr. Namun keesokan harinya, dia mengumumkan dirinya merupakan anggota Nation of Islam, langkah yang dianggap mengejutkan saat itu, khususnya bagi seorang atlet. Tak lama kemudian, tepatnya pada 6 Maret 1964, dia pun mengumumkan namanya berganti menjadi Muhammad Ali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nation of Islam merupakan organisasi bagi muslim kulit hitam di AS yang menganut doktrin pemisahan rasial. Bergabungnya Ali tersebut berkat kedekatannya dengan aktivis sosial Malcolm X.
"Hubungan antara Cassius Clay dan Malcolm X menandakan arah baru dalam kultur Amerika, yang dibentuk dengan kekuatan olahraga dan hiburan, ras dan politik," tulis ahli sejarah Randy Roberts dan Johnny Smith dalam buku "Blood Brothers" yang dirilis beberapa waktu lalu.
"Di bawah pengawasan Malcolm, Ali meraih panggung dunia, muncul sebagai simbol internasional kebanggaan kulit hitam dan kemerdekaan kulit hitam. Tanpa Malcolm, Muhammad Ali tak akan pernah menjadi 'raja dunia," demikian ditulis dalam buku tersebut.
Ali menutup mata di rumah sakit di Phoenix, Amerika Serikat pada Jumat, 3 Juni malam waktu setempat.
"Setelah 32 tahun berjuang melawan penyakit Parkinson, Muhammad Ali meninggal dunia pada usia 74 tahun. Petinju yang tiga kali menjadi Juara Dunia Kelas berat meninggal malam ini," ujar juru bicara keluarga, Bob Gunnel kepada NBC News, Sabtu (4/6/2016).
Sebelumnya, mantan juara tinju kelas berat itu dilaporkan dalam kondisi kritis di sebuah rumah sakit di wilayah Phoenix. Ali dilarikan ke rumah sakit pada Kamis, 2 Juni malam waktu setempat karena mengalami masalah pernapasan.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini