Presiden Duterte: Filipina Tak Akan Bergantung pada Amerika

Presiden Duterte: Filipina Tak Akan Bergantung pada Amerika

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 01 Jun 2016 17:32 WIB
Presiden Duterte: Filipina Tak Akan Bergantung pada Amerika
Rodrigo Duterte (REUTERS/Keith Bacongco/File Photo)
Manila - Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, menyatakan negaranya tidak akan bergantung lagi pada Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu keamanan. Ini mengindikasikan kebebasan Filipina dari AS dalam menangani isu China dan Laut China Selatan.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (1/6/2016), Filipina selama ini menjadi pendukung setia AS dalam isu sengketa Laut China Selatan, dengan China yang mengklaim nyaris seluruh wilayah perairan tersebut. Bahkan China telah membangun pulau buatan lengkap dengan landasan pesawat serta fasilitas militer lainnya.

Setelah memenangi pemilu Filipina pada 9 Mei lalu, Duterte menyatakan dukungan pada perundingan multilateral demi menyelesaikan sengketa Laut China Selatan, yang akan melibatkan AS, Jepang dan Australia juga negara-negara yang terlibat sengketa. Duterte juga telah menyerukan kepada China untuk menghormati 370 kilometer Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang diatur berdasarkan hukum internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Presiden Terpilih Filipina Duterte Ingin Jalin Hubungan Baik dengan China

Saat ditanya oleh wartawan apakah akan mendorong perundingan bilateral dengan China, Duterte menjawab: "Kita memiliki pakta dengan negara Barat, tapi saya ingin semua orang tahu bahwa kita akan memetakan langkah kita sendiri."

"Ini tidak akan bergantung pada Amerika. Dan akan ada jalan yang tidak dimaksudkan untuk menyenangkan semua orang kecuali kepentingan Filipina," tegas Duterte.

Menanggapi pernyataan Duterte itu, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Timur dan Pasifik, Daniel Russel menyatakan, AS tidak punya masalah dengan digelarnya perundingan bilateral antara negara-negara yang bersengketa soal Laut China Selatan.

Baca juga: Presiden Filipina Dukung Pembunuhan Wartawan Korup, Organisasi Media Marah

Russel menekankan, sengketa Laut China Selatan merupakan persoalan multilateral dan tidak bisa diselesaikan secara bilateral. "Namun bagi mereka yang bisa (menyelesaikan), kami mendukungnya," imbuhnya.

Selain Filipina, negara-negara seperti Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Malaysia dan Taiwan juga terlibat sengketa dengan China soal Laut China Selatan. China mengklaim nyaris seluruh Laut China Selatan, bahkan wilayah perairan yang dekat dengan pantai-pantai negara-negara tersebut. Laut China Selatan memang merupakan jalur perairan strategis, dengan aktivitas perdagangan senilai US$ 5 triliun setiap tahunnya.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads