Sebanyak 75 tentara bergabung dengan 200 polisi dan warga sipil hari ini, untuk menyisir kawasan hutan lebat di Pulau Hokkaido guna menemukan bocah malang tersebut. Bahkan pemburu lokal diikutsertakan dalam pencarian setelah jejak-jejak baru beruang ditemukan di wilayah hilangnya bocah bernama Yamato Tanooka itu. Demikian diberitakan kantor berita Jiji seperti dilansir Reuters, Rabu (1/6/2016).
Awalnya, orangtua Yamato mengaku kepada polisi bahwa anak mereka hilang pada Sabtu, 28 Mei saat mereka mengumpulkan tanaman liar untuk sayur. Namun kemudian mereka mengaku telah meninggalkan bocah tersebut di hutan untuk menghukumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dalam perjalanan pulang ke rumah, orangtua Yamato menurunkan bocah itu dari mobil dan meninggalkannya sendirian di hutan. Mereka sempat mengemudikan mobil sejauh 500 meter, sebelum kemudian kembali untuk menjemput Yamato.
Wilayah tempat hilangnya Yamato sangat terpencil. Warga di wilayah itu mengaku sangat jarang melintasinya. Peristiwa ini menuai kemarahan publik Jepang yang mengecam orangtua Yamato. Ribuan orang menggunakan media sosial untuk mengecam ayah dan ibu Yamato.
Sejauh ini belum ada tanda-tanda keberadaan Yamato. Banyak yang khawatir bocah itu tak bisa bertahan di tengah hujan lebat yang turun pada Selasa (31/5) malam waktu setempat. Dia hanya mengenakan kaos dan celana jeans saat menghilang, dan suhu udara di wilayah tersebut di malam hari bisa turun hingga hanya 7 derajat Celsius.
(ita/ita)











































