Warga Kanada Dipenggal Abu Sayyaf, Presiden Terpilih Filipina Minta Maaf

Warga Kanada Dipenggal Abu Sayyaf, Presiden Terpilih Filipina Minta Maaf

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 26 Mei 2016 15:58 WIB
Warga Kanada Dipenggal Abu Sayyaf, Presiden Terpilih Filipina Minta Maaf
Rodrigo Duterte (REUTERS/Erik De Castro)
Manila - Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte meminta maaf kepada Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau via telepon. Permohonan maaf Duterte itu terkait pemenggalan warga Kanada oleh kelompok Abu Sayyaf.

Duterte menyatakan, dirinya akan memastikan hal semacam ini tidak akan terjadi lagi. Duterte (71) merupakan pemenang pemilihan presiden Filipina pada 9 Mei lalu. Dia akan dilantik pada 30 Juni mendatang sebagai presiden baru Filipina menggantikan Benigno Aquino.

"Tolong terima permohonan maaf saya atas insiden yang berujung pembunuhan warga Anda," ucap Duterte kepada PM Trudeau yang meneleponnya untuk menyampaikan selamat atas kemenangannya dalam pemilu, seperti dilansir Reuters, Kamis (26/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Akan Pindahkan Marcos ke Makam Pahlawan, Presiden Terpilih Filipina Diprotes

"Kami akan berusaha memastikan tidak ada hal semacam ini yang akan terjadi lagi," imbuhnya.

Seorang pria Kanada bernama John Ridsdel, mantan pejabat eksekutif perusahaan tambang, tewas dipenggal oleh kelompok Abu Sayyaf di Pulau Jolo pada 25 April lalu. Saat itu, PM Trudeau menyebut pemenggalan itu sebagai pembunuhan berdarah dingin.

Seorang warga Kanada lainnya bersama satu warga Norwegia dan seorang wanita Filipina masih diculik Abu Sayyaf, yang masih terkait dengan jaringan Al-Qaeda ini. Ketiganya diculik dari sebuah resor di dekat Davao City, kota asal Duterte, sejak 8 bulan lalu.

Baca juga: Presiden Terpilih Filipina Lontarkan Serangan Vulgar pada Gereja Katolik

Untuk ketiga sandera itu, Abu Sayyaf menetapkan uang tebusan sebesar 300 juta peso Filipina atau sekitar Rp 87,3 miliar. Mereka juga menetapkan batas waktu hingga 13 Juni mendatang, pukul 15.00 waktu setempat, untuk pembayaran uang tebusan.

Hingga kini, Abu Sayyaf diyakini masih menyandera sejumlah warga negara asing, termasuk satu warga Belanda, satu warga Jepang dan empat warga Malaysia. Sedangkan 14 warga negara Indonesia yang sebelumnya diculik kelompok yang sama, telah dibebaskan.

Meskipun pemimpin Abu Sayyaf telah menyatakan sumpah setia pada kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), para pengamat menyebut Abu Sayyaf lebih fokus pada penculikan untuk uang tebusan, daripada mendirikan kekhalifahan di wilayah Filipina.

Baca juga: Abu Sayyaf Rilis Video Minta Tebusan Rp 171 M untuk 2 Sandera Asing

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads