Selamati Presiden Terpilih Rodrigo Duterte, Obama Puji Pemilu Filipina

Selamati Presiden Terpilih Rodrigo Duterte, Obama Puji Pemilu Filipina

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 18 Mei 2016 11:17 WIB
Selamati Presiden Terpilih Rodrigo Duterte, Obama Puji Pemilu Filipina
Rodrigo Duterte (REUTERS/Rene Lumawag)
Washington - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menelepon presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte, untuk mengucapkan selamat. Obama memuji pemilu Filipina sebagai praktik demokrasi yang bersemangat.

"(Obama) Menyoroti nilai-nilai yang mempertahankan aliansi yang berkembang pesat dengan Filipina... termasuk komitmen bersama untuk demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), penegakan hukum dan pertumbuhan ekonomi inklusif," sebut Gedung Putih soal percakapan Obama dengan Duterte via telepon, seperti dilansir AFP, Rabu (18/5/2016).

"Kedua pemimpin memastikan keinginan mereka untuk melihat hubungan kedua negara terus berlanjut, pada dasar prinsip yang sama," imbuh pernyataan Gedung Putih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Gereja Katolik Kecam Niat Presiden Terpilih Filipina Terapkan Hukuman Mati

Duterte (71) memenangi pemilihan presiden Filipina pada 9 Mei lalu. Selama ini, Duterte dituding sejumlah kelompok HAM telah mendalangi tim pembunuh bayaran selama menjabat Wali Kota Davao, nyaris selama dua dekade terakhir.

Dalam pernyataannya, Duterte juga berulang kali menyatakan akan menindak tegas setiap pelanggar hukum, termasuk memberlakukan kembali hukuman mati di Filipina dan memerintahkan penembak jitu militer untuk membunuh para pelaku kriminal.

Filipina selama ini menjadi salah satu sekutu terdekat AS, di kawasan Asia Tenggara. Namun Duterte mengindikasikan kemungkinan mengambil taktik lain.

Baca juga: Presiden Terpilih Filipina Pertegas Akan Perintahkan Tembak Mati Penjahat

Duterte mengatakan, terserah kepada otoritas AS untuk memperbaiki hubungan dengannya, setelah Duta Besar AS di Manila mengkritik leluconnya soal pemerkosaan. Beberapa waktu lalu, Duterte menyatakan ingin memperkosa seorang misionaris Australia yang tewas dalam kerusuhan penjara di Filipina tahun 1989 silam.

Baru-baru ini, Duterte mengindikasikan terbuka menggelar perundingan langsung dengan China, membahas sengketa perairan Laut China Selatan. Sikap ini dianggap mengabaikan dukungan AS terhadap Filipina dalam isu ini. Duterte akan dilantik menjadi Presiden Filipina pada 30 Juni mendatang, menggantikan Benigno Aquino.

Baca juga: Presiden Terpilih Filipina Duterte Ingin Jalin Hubungan Baik dengan China

(nvc/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads