"Tidak perlu lagi. Sudah cukup," ucap Duterte kepada wartawan setempat, ketika ditanya soal rencana kunjungan ke Vatikan, seperti dilansir AFP, Senin (16/5/2016). Pernyataan Duterte ini merujuk pada surat permintaan maaf yang pernah dikirimkan untuk Paus Fransiskus.
"Kunjungan itu bisa dianggap bermuka dua," imbuhnya. "Saya mungkin akan pergi ke sana (Vatikan-red) dan mereka akan mengatakan, 'Kami menarik kembali doa kami'," sebutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Duterte yang berusia 71 tahun dan lama menjabat Wali Kota Davao ini, memenangi pemilihan presiden Filipina pada 9 Mei lalu. Duterte selama ini dikenal keras dan kerap melontarkan kata-kata kasar dalam setiap pernyataannya. Dalam kampanyenya pada November 2015 lalu, Duterte membahas soal kunjungan Paus Fransiskus ke Manila pada Januari 2015 yang memicu kemacetan. Saat itu, Duterte berkomentar dengan kata kasar soal Paus Fransiskus.
"Dibutuhkan waktu 5 jam bagi kami untuk bergerak dari hotel menuju bandara. Saya tanya, siapa yang datang. Mereka bilang, ada Paus (Fransiskus). Saya ingin meneleponnya. 'Paus, anak pelacur, pulanglah. Jangan datang ke sini lagi'," ucap Duterte saat itu.
Gereja Katolik Roma mengecam komentar Duterte. Namun kecaman hanya berdampak kecil pada popularitas Duterte. Duterte kemudian mengirimkan surat permintaan maaf kepada Paus Fransiskus dan dalam respons terhadap surat permintaan maaf tersebut, Paus Fransiskus menyampaikan doanya.
Baca juga: Rodrigo Duterte Ancam Akan Pasang Bendera Filipina di Laut China Selatan
Dalam pernyataannya, Duterte menyebut Paus Fransiskus hanya korban 'peluru nyasar' yang dipicu oleh bahasa kasar yang biasa digunakannya, juga rasa frustrasinya terhadap pemerintah yang dianggapnya tidak kompeten.
Juru bicara politik Duterte, Peter Lavina, menuturkan kepada wartawan pada Kamis (12/5) bahwa Duterte akan mengunjungi Vatikan untuk meminta maaf secara langsung kepada Paus Fransiskus. Namun dalam konferensi pers pada Minggu (15/5), Duterte berubah pikiran dan membatalkan niatnya itu.
Duterte akan dilantik sebagai Presiden Filipina pada 30 Juni mendatang dan menjabat selama 6 tahun ke depan. Sejak kecil, Duterte tumbuh besar dalam keluarga Katolik. Teman dekatnya serta penasihatnya Apollo Quiboloy, yang merupakan pemimpin kelompok religius Kingdom of Jesus Christ di Davao menyebut Duterte sebagai 'anak yang ditunjuk Tuhan'.
(nvc/ita)











































