"Amerika Serikat menyampaikan ucapan selamatnya yang paling tulus kepada rakyat Filipina atas hasil pemilihan umum 9 Mei 2016, dan kepada presiden terpilih Rodrigo Duterte," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Elizabeth Trudeau dalam statemen seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (13/5/2016).
"Amerika Serikat menantikan untuk terus meningkatkan kemitraan bilateral kami dengan pemerintahan baru tersebut, seiring kita menangani tantangan bersama dan isu-isu kepentingan bersama," imbuh Trudeau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Washington menghormati pilihan rakyat Filipina. Kami dengan senang hati akan bekerja sama dengan pemimpin yang telah mereka pilih," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Elizabeth Trudeau kepada para wartawan seperti dilansir NBC News.
Duterte selama ini dikenal sebagai Wali Kota Davao yang kontroversial. Pria berumur 71 tahun itu bahkan dijuluki sebagai "The Punisher" atau "Penghukum" karena telah membunuh ribuan pelaku kejahatan di Davao. Selama kampanye kepresidenan, dia pun bersumpah akan membunuh 100 ribu penjahat dan membuang jasad mereka ke laut untuk dimakan ikan.
Bahkan saat acara kampanye terakhirnya pada Sabtu, 7 Mei lalu, di depan ratusan ribu pendukungnya, Duterte menyampaikan tekadnya untuk menghentikan kejahatan dalam enam bulan kepresidenannya.
Dia menegaskan akan ada pembunuhan massal para penjahat di bawah pemerintahannya. Duterte bahkan mencetuskan dirinya tak akan peduli soal HAM jika menyangkut para penjahat. "Lupakan hukum HAM," cetusnya. (ita/ita)











































