Presiden Terpilih Filipina Pertimbangkan Untuk Legalkan Pernikahan Sejenis

Presiden Terpilih Filipina Pertimbangkan Untuk Legalkan Pernikahan Sejenis

Rita Uli Hutapea - detikNews
Kamis, 12 Mei 2016 11:37 WIB
Rodrigo Duterte (Foto: REUTERS/Erik De Castro)
Manila, - Pemilihan presiden Filipina mendapat perhatian besar media internasional. Sebagian dikarenakan sosok kontroversial Rodrigo Duterte keluar sebagai pemenangnya. Selama kampanye, pria berumur 71 tahun itu telah melontarkan hinaan kepada Paus Fransiskus, bercanda soal pemerkosaan dan bahkan blak-blakkan membahas kehidupan seksnya yang tak bisa lepas dari Viagra.

Lantas apalagi yang perlu diketahui mengenai Duterte?

Seperti diberitakan media Time, Kamis (12/5/2016), Duterte mendukung hak-hak LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender). Meski kadang-kadang dia menggunakan istilah yang merendahkan untuk menyebut kaum LGBT, namun Duterte juga mengecam keras diskriminasi terhadap komunitas LGBT di Filipina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan saat kampanye, Duterte pernah mengatakan, sebagai Presiden, dia akan mempertimbangkan untuk melegalkan pernikahan sesama jenis. Dia juga akan mendukung kaum LGBT masuk menjadi bagian dari militer negeri itu.

Dalam acara bincang-bincang yang disiarkan stasiun televisi lokal beberapa waktu lalu, Duterte mengatakan bahwa dirinya tidak masalah jika putranya ternyata seorang gay. "Semua orang berhak untuk bahagia," ujarnya saat itu.

Selama ini, Duterte telah dikenal sebagai seorang wali kota garis keras dengan regu pengeksekusi mati sendiri yang tak memiliki payung hukum. Pria yang dijuluki sebagai "The Punisher" atau "Penghukum" itu telah menghukum mati ribuan tersangka kejahatan di Davao.

Selama kampanye kepresidenan, dia bersumpah akan membunuh 100 ribu penjahat dan membuang jasad mereka ke laut untuk dimakan ikan.

Saat acara kampanye terakhirnya pada Sabtu, 7 Mei lalu, di depan ratusan ribu pendukungnya, Duterte menyampaikan tekadnya untuk menghentikan kejahatan dalam enam bulan kepresidenannya. Ditegaskannya, akan ada pembunuhan massal para penjahat di bawah pemerintahannya. Duterte bahkan mencetuskan dirinya tak akan peduli soal HAM jika menyangkut para penjahat.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads