Rodrigo Duterte Ancam Akan Pasang Bendera Filipina di Laut China Selatan

Rodrigo Duterte Ancam Akan Pasang Bendera Filipina di Laut China Selatan

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 11 Mei 2016 17:12 WIB
Rodrigo Duterte (Foto: REUTERS/Erik De Castro)
Manila, - Meski belum diumumkan secara resmi, namun Rodrigo Duterte dipastikan terpilih sebagai presiden baru Filipina. Selama kampanye, sosok kontroversial itu pernah ditanyai mengenai langkah apa yang akan dilakukannya terkait sengketa di Laut China Selatan.

Dikatakan Duterte seperti dilansir NBC News, Rabu (11/5/2016), dirinya akan mengadakan dialog langsung dengan China mengenai sengketa tersebut.

Namun jika dialog tak berhasil, Duterte mencetuskan dirinya akan berlayar ke pulau buatan yang baru dibangun China di wilayah Laut China Selatan dan menancapkan bendera Filipina di sana. China, menurutnya, bisa menembak dirinya dan itu akan menjadikannya sebagai pahlawan nasional Filipina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Duterte itu mendapat sambutan dari media pemerintah China, Global Times yang disokong partai penguasa, Partai Komunis. Ini dikarenakan selama ini pemerintahan Presiden Filipina Benigno Aquino III menolak untuk bernegosiasi langsung dengan Beijing mengenai sengketa Laut China Selatan.

"Dia menentang ide berperang dengan China, dia ingin negosiasi langsung dengan Beijing mengenai Laut China Selatan, dan tidak percaya pada penyelesaian konflik melalui pengadilan internasional," demikian ditulis Global Times dalam edisinya hari Rabu (11/5) ini.

"Jika ada yang bisa diubah oleh Duterte, itu adalah diplomasi," imbuh media China tersebut.

Selama ini, Duterte dikenal sebagai seorang wali kota garis keras dengan regu pengeksekusi mati sendiri yang tak memiliki payung hukum. Pria yang dijuluki sebagai "The Punisher" atau "Penghukum" itu telah menghukum mati ribuan tersangka kejahatan di kota Davao yang dipimpinnya.

Selama kampanye kepresidenan, dia bersumpah akan membunuh 100 ribu penjahat dan membuang jasad mereka ke laut untuk dimakan ikan. Saat acara kampanye terakhirnya pada Sabtu, 7 Mei lalu, di depan ratusan ribu pendukungnya, Duterte menyampaikan tekadnya untuk menghentikan kejahatan dalam enam bulan kepresidenannya.

Pria berumur 71 tahun itu menegaskan akan ada pembunuhan massal para penjahat di bawah pemerintahannya. Duterte bahkan mencetuskan dirinya tak akan peduli soal HAM jika menyangkut para pelaku kejahatan.


(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads