Dikatakan Duterte seperti dilansir NBC News, Rabu (11/5/2016), dirinya akan mengadakan dialog langsung dengan China mengenai sengketa tersebut.
Namun jika dialog tak berhasil, Duterte mencetuskan dirinya akan berlayar ke pulau buatan yang baru dibangun China di wilayah Laut China Selatan dan menancapkan bendera Filipina di sana. China, menurutnya, bisa menembak dirinya dan itu akan menjadikannya sebagai pahlawan nasional Filipina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia menentang ide berperang dengan China, dia ingin negosiasi langsung dengan Beijing mengenai Laut China Selatan, dan tidak percaya pada penyelesaian konflik melalui pengadilan internasional," demikian ditulis Global Times dalam edisinya hari Rabu (11/5) ini.
"Jika ada yang bisa diubah oleh Duterte, itu adalah diplomasi," imbuh media China tersebut.
Selama ini, Duterte dikenal sebagai seorang wali kota garis keras dengan regu pengeksekusi mati sendiri yang tak memiliki payung hukum. Pria yang dijuluki sebagai "The Punisher" atau "Penghukum" itu telah menghukum mati ribuan tersangka kejahatan di kota Davao yang dipimpinnya.
Selama kampanye kepresidenan, dia bersumpah akan membunuh 100 ribu penjahat dan membuang jasad mereka ke laut untuk dimakan ikan. Saat acara kampanye terakhirnya pada Sabtu, 7 Mei lalu, di depan ratusan ribu pendukungnya, Duterte menyampaikan tekadnya untuk menghentikan kejahatan dalam enam bulan kepresidenannya.
Pria berumur 71 tahun itu menegaskan akan ada pembunuhan massal para penjahat di bawah pemerintahannya. Duterte bahkan mencetuskan dirinya tak akan peduli soal HAM jika menyangkut para pelaku kejahatan.
(ita/ita)











































