Wali Kota Davao yang mengancam akan menghabisi ribuan pelaku kejahatan itu, terisak saat mengunjungi makam orang tuanya di sebuah pemakaman Davao pada Rabu pagi waktu setempat. Duterte duduk di depan makam ibunya dan menangis.
"Bantu saya, ibu," ujar Duterte dalam dialek lokal Bisaya seraya terisak pelan. "Saya bukan siapa-siapa," ujarnya seperti dilansir CBC News, Rabu (11/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama kampanye kepresidenan, dia bersumpah akan membunuh 100 ribu penjahat dan membuang jasad mereka ke laut untuk dimakan ikan.
Saat acara kampanye terakhirnya pada Sabtu, 7 Mei lalu, di depan ratusan ribu pendukungnya, Duterte menyampaikan tekadnya untuk menghentikan kejahatan dalam enam bulan kepresidenannya.
Pria berumur 71 tahun itu menegaskan akan ada pembunuhan massal para penjahat di bawah pemerintahannya. Duterte bahkan mencetuskan dirinya tak akan peduli soal HAM jika menyangkut para penjahat.
(ita/ita)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 