"Arab Saudi mengklaim bahwa masalah haji berbeda dari perseteruan politik, namun ada jurang yang besar sekali antara kata-katanya dan perbuatannya," cetus pejabat Kementerian Luar Negeri Iran, Hossein Jaberi-Ansari seperti dilansir media Iran, Press TV, Rabu (4/5/2016).
"Jika Arab Saudi melakukan kewajibannya sebagai pemerintah tuan rumah terhadap kesehatan dan keselamatan para jemaah, musim haji akan terlaksana, jika tidak, Iran tak akan bisa ikut serta dalam haji," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambahkan Ohadi, delegasi Iran baru-baru ini telah menggelar pertemuan dengan para pejabat Saudi dan mengajukan 20 proposal guna memastikan keselamatan jemaah haji Iran selama ritual musim haji tahun ini.
Dikatakan Ohadi, pejabat-pejabat Saudi harusnya merespons dengan jelas proposal delegasi Iran tersebut dan melakukan persiapan untuk mencapai kesepakatan. Namun menurut Ohadi, hingga kini Saudi tidak merespons proposal Iran tersebut.
Otoritas Saudi menuai kritikan keras dari Iran dan negara-negara lain menyusul tragedi pada 24 September 2015, saat dua gelombang besar jemaah haji bertemu di persimpangan di Mina, dekat Makkah. Pemerintah Saudi mengklaim hampir 770 orang jemaah haji tewas dalam insiden itu. Namun media-media asing melaporkan, berdasarkan statemen resmi dari 36 negara yang kehilangan warganya dalam tragedi itu, lebih dari 2.400 jemaah haji tewas saat itu.
(ita/ita)