Dilaporkan surat kabar Inggris, Sunday Times, seperti dilansir Press TV, Selasa (3/5/2016), kelompok yang menyebut diri sebagai ISIL (nama lain ISIS) Hacking Division ini mempublikasikan daftar nama yang diklaim sebagai pilot-pilot pesawat tak berawak atau drone militer AS.
Namun menurut Sunday Times, data itu tampaknya dikumpulkan dari sejumlah sumber online yang bisa diakses publik, bukannya berasal dari meretas sistem keamanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Militer AS Berupaya Hancurkan Koneksi Internet ISIS
Menanggapi klaim ini, Kementerian Pertahanan Inggris enggan berkomentar banyak. "Kami tidak mengomentari ancaman cyber, tapi Inggris merupakan pemimpin dunia dalam keamanan cyber dan kami menanam investasi lebih banyak dari sebelumnya, sesuai kemampuan Inggris demi melindungi kepentingan nasional kami," ucap juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris.
"Anggaran pertahanan kami bertambah yang artinya kami bisa tetap terdepan dari musuh-musuh kami di dunia maya, sembari kami juga berinvestasi dalam kemampuan konvensional," imbuhnya.
Daftar nama yang dirilis kelompok peretas itu termasuk foto dan rincian lainnya dari orang-orang yang diklaim sebagai personel Angkatan Udara AS, yang terlibat operasi drone. Kelompok itu menyerukan kepada pendukung ISIS untuk menyerang orang-orang tersebut.
"Sebanyak 75 anggota pasukan salib ini diposting sebagai target untuk saudara-saudara kami di Amerika dan belahan dunia lain untuk memburu dan membunuh mereka. Bunuh mereka di mana saja mereka berada, ketuk pintu mereka dan penggal mereka, tikam mereka, tembak mereka di wajah atau ledakkan mereka," demikian pesan kelompok itu.
Baca juga: Tulis Ribuan Pesan Twitter Memuji ISIS, Pria Inggris Dibui 5 Tahun
(nvc/ita)











































