Dalam wawancara dengan media setempat, CNN dan dilansir AFP, Selasa (3/5/2016), pernyataan itu disampaikan Obama saat menandai peringatan 5 tahun tewasnya Osama. Pasukan khusus AS menewaskan Osama dalam penyerbuan di Abbottabad, Pakistan pada 2 Mei 2011 lalu.
"Semoga, pada saat-saat itu, dia (Osama-red) memahami bahwa rakyat Amerika tidak pernah melupakan sekitar 3 ribu orang yang dibunuhnya (Osama-red)," ucap Obama merujuk pada tragedi 11 September 2001 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Obama menyebut keputusannya saat itu untuk menggelar penyerbuan, diambil di tengah intelijen yang tidak sempurna. "Jelas bagi saya, bahwa ini akan menjadi kesempatan terbaik kami untuk mendapatkan bin Laden," sebut Obama.
"Jika faktanya kami tidak mengambil tindakan, mungkin saja dia (Osama-red) lolos dan mungkin dibutuhkan bertahun-tahun sebelum dia muncul lagi," terang Obama.
"Kami tahu ini akan memicu dampak yang tidak diinginkan dengan Pakistan dan jika itu bukan bin Laden, dampaknya bisa lebih besar dari keuntungannya. Mempertimbangkan semua itu, saya memikirkan keluarga tragedi 9/11 dan rasa sakit yang terus mereka rasakan dan saya merasa sangat penting bagi kita untuk membawanya (Osama-red) pada keadilan," tegasnya.
Baca juga: Sebelum Serbu Osama, AS Berlatih dengan Bangun Replika Persembunyian
Setelah menjabat dua periode, Obama dijadwalkan meninggalkan jabatannya sebagai Presiden AS pada Januari 2017. Al-Qaeda memang tak sekuat dulu, namun di sisi lain pecahan militan tersebut yang mencuat menjadi momok internasional, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) menjadi perhatian utama AS.
Di bawah pemerintahan Obama, militer AS menggelar operasi internasional untuk melawan ISIS di Suriah dan Irak. Sejak dua tahun lalu, operasi militer itu belum juga berhasil menghancurkan ISIS, meskipun secara perlahan posisi ISIS mulai melemah.
Baca juga: 5 Tahun Kematian Osama bin Laden, CIA Kini Incar Pemimpin ISIS
(nvc/ita)











































