Menurut staf RS di lokasi, RS tersebut hancur akibat serangan udara yang menghantam langsung bangunan, hingga hancur berkeping-keping. Serangan udara itu juga mengenai beberapa daerah di dekat RS. Serangan udara itu dilaporkan dilakukan oleh pesawat-pesawat tempur rezim Suriah.
"MSF mengecam keras serangan ini yang sekali lagi menargetkan fasilitas medis di Suriah," ujar Muskilda Zancada, Kepala Misi MSF di Suriah dalam rilis pers yang diterima detikcom, Jumat (29/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Situasi di kota Aleppo yang menjadi garis depan konflik Suriah, sudah kritis bahkan sebelum serangan ini terjadi. Setidaknya 250.000 orang masih berada di dalam kota itu, dengan pengeboman, pertikaian dan jumlah korban semakin meningkat. Saat ini hanya satu jalan yang masih terbuka di dalam dan di luar wilayah non-pemerintah. Jika jalur ini ditutup, kota Aleppo akan terkepung.
Seminggu terakhir, beberapa struktur medis telah diserang dan dihancurkan di Aleppo, dan lima petugas penyelamat dari Syrian Civil Defense Organisation telah tewas.
MSF mendonasikan pasokan medis ke RS Al Quds sejak 2012 dan telah membangun hubungan kerja yang sangat baik dengan staf di sana.
"Seluruh staf Al Quds bekerja di bawah kondisi yang sulit dibayangkan, dedikasi mereka amat mengagumkan, dan tidak pernah goyah selama konflik berdarah ini," tutur Zancada.
RS Al Quds memiliki 34 ranjang termasuk ruang UGD, kebidanan, dan unit rawat jalan, sebuah ruang perawatan intensif (ICU) dan ruang bedah. Delapan dokter dan 28 perawat bekerja sepanjang waktu di RS, yang merupakan pusat rujukan spesialis anak di Aleppo.
MSF mengelola enam fasilitas medis di Suriah utara dan membantu lebih dari 150 pusat kesehatan dan rumah sakit di seluruh negeri itu, sebagian besar di wilayah yang terkepung. Beberapa RS di Suriah utara dan selatan telah dibom sejak awal 2016, termasuk tujuh RS yang dibantu MSF -- setidaknya 42 orang tewas, termasuk sekurangnya 16 staf medis.
(ita/ita)