Pejabat kepolisian Thailand, Kapten Polisi Panuwat Chomyong mengatakan, mereka ditemukan pada Rabu (27/4) pagi di wilayah provinsi Chumpon.
"14 Rohingya, termasuk anak-anak ditemukan pada sekitar pukul 06.00 (Rabu)," tuturnya seperti dilansir media Press TV, Kamis (28/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok-kelompok HAM telah menuding otoritas Thailand bersikap masa bodoh atas rute-rute penyelundupan manusia di kawasan Thailand selatan yang kerap dilalui ribuan pengungsi Rohingya. Merespons seruan organisasi internasional dan kelompok-kelompok HAM, otoritas Thailand telah meningkatkan operasi pemberantasan penyelundupan manusia. Ini dilakukan setelah temuan sejumlah kuburan massal di wilayah Thailand selatan.
Sebelumnya pada Mei 2015, otoritas Thailand dan Malaysia menemukan beberapa kuburan yang diyakini berisi jasad-jasad warga Rohingya di kamp-kamp di kawasan hutan di sepanjang perbatasan kedua negara, yang digunakan para penyelundup manusia.
Selama ini, ribuan pengungsi dari Myanmar, kebanyakan berasal dari komunitas muslim Rohingya, telah menempuh perjalanan laut membahayakan untuk mencapai wilayah Thailand selatan. Kebanyakan warga Rohingya telah mengungsi ke negara-negara tetangga seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia.
Warga Rohingya telah mengalami serangan-serangan oleh para ekstremis Buddha di Myanmar. Kekerasan tersebut telah memaksa nyaris 100 ribu warga Rohingya angkat kaki dari Myanmar. Menurut badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), muslim Rohingya merupakan salah satu minoritas paling teraniaya di dunia. Mereka telah mengalami penyiksaan, diskriminasi dan represi sejak kemerdekaan Myanmar pada tahun 1948. (ita/ita)