Seperti dilansir Reuters, Selasa (26/4/2016), para warga yang selamat mengunjungi tempat tinggal mereka sekaligus bernostalgia mengenang masa-masa di saat mereka masih hidup dengan damai di Pripyat. Salah seorang korban selamat menceritakan detik-detik mencekam saat pembangkit listrik bertenaga nuklir di Chernobyl itu meledak.
"Tiga hari evakuasi Chernobyl berubah menjadi 30 tahun pengasingan," ujar Zoya Perevozchenko (66), salah seorang saksi hidup.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya hampir tak dapat menemukan tempat tinggal yang dulu, Saat ini trotoar hingga atap telah menjadi hutan belantara. Seluruh ruangan telah kosong, bahkan kaca jendela hilang dan segalanya rusak parah," ujar Perevozchenko.
Pada tanggal 26 April tersebut Perevozchenko merasa ada sesuatu yang tidak beres, ketika sang suami, Valeriy, tidak kembali dari tugas jaga malamnya sebagai mandor di reaktor 4. Dia kemudian memutuskan pergi ke Chernobyl dan meninggalkan apartemennya di Pripyat untuk mencari sang suami.
"Saat itu aku berpikir 'Ya Tuhan, panas sekali di sini'. Beberapa orang (di Chernobyl) bahkan mengenakan masker. Namun tak satupun bersedia menjelaskan apa yang terjadi saat itu. Semuanya serba rahasia," ujarnya mengenang.
Setelah mencari, Perevozchenko akhirnya menemukan suaminya di sebuah klinik lokal dengan kondisi wajah yang berbakar akibat terdampak radiasi. Valeriy kemudian diterbangkan ke Moskow namun meninggal dunia 45 hari kemudian. Valeriy merupakan 1 dari 31 korban langsung dari ledakan tersebut.
Perevozchenko dan dua anak perempuannya kemudian memutuskan untuk hidup dan tinggal di Kiev, Ibu Kota Ukraina. Saat kembali ke Prpiyat, masih sulit baginya untuk melupakan kenangan masa lalu dan peristiwa Chernobyl yang mengubah takdir warga kota Pripyat selamanya.
Tanggal 26 April 1986 sebuah bencana radiasi nuklir menimpa Chernobyl, yang saat itu masih menjadi wilayah Rusia. Saat itu pembangkit listrik nomor 4 yang bernama pembangkit listrik Vladimir Lenin meledak dan terbakar. 31 Orang menjadi korban langsung kecelakaan tersebut.
Walau 10 hari setelah itu kebakaran dapat dipadamkan, namun efeknya berdampak besar bagi penduduk di sekitarnya. Serbuk radioaktif kebakaran tersebut terbawa angin ke kawasan barat Rusia, kawasan Eropa Timur hingga Inggris. Bencana nuklir paling buruk sepanjang sejarah manusia tersebut menyebabkan lebih dari 200 ribu penduduk yang tinggal dalam radius 30 kilometer dari lokasi ledakan dievakuasi.
Kota-kota yang semula dihuni penduduk kini menjadi kota mati tak berpenghuni karena dikhawatirkan masih terpapar zat radioaktif.
(rni/Hbb)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini