Hal tersebut diungkapkan enam pejabat Departemen Pertahanan AS alias Pentagon kepada media USA Today, Kamis (21/4/2016). Disebutkan pejabat-pejabat Pentagon yang enggan disebut namanya itu, peningkatan toleransi korban warga sipil tersebut didasarkan pada nilai target dan lokasi.
Pentagon kini memberikan otoritas lebih besar kepada Letjen Angkatan Darat AS Sean MacFarland, kepala koalisi AS melawan ISIS di Irak dan Suriah, untuk menyetujui target-target ketika warga sipil bisa ikut terbunuh. Sebelumnya, Komando Pusat AS yang membuat keputusan soal misi-misi yang memiliki risiko lebih tinggi terbunuhnya warga sipil tak bersalah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pejabat Pentagon mengingatkan, misi-misi dengan risiko warga sipil yang lebih tinggi membutuhkan persetujuan dari Gedung Putih.
Di Suriah sendiri, koalisi internasional yang dipimpin AS telah menjatuhkan sekitar 40 ribu bom ke posisi-posisi ISIS sejak September 2014. Namun otoritas AS mengklaim, sejauh ini hanya 26 warga sipil yang tewas dalam serangan-serangan udara itu. Kebenaran klaim tersebut tidak diketahui. Sejumlah organisasi menyebutkan, jumlah warga sipil yang tewas jauh lebih besar.
(ita/ita)











































