Seperti dilansir AFP, Rabu (20/4/2016), data itu berasal dari seorang pembelot ISIS yang menyerahkan 11 ribu dokumen anggota ISIS kepada jaringan televisi Amerika Serikat, NBC. Meskipun beberapa dokumen dinyatakan hanya duplikat dari dokumen lainnya.
NBC kemudian menyerahkan sekitar 4.600 dokumen kepada Pusat Pemberantasan Terorisme (CTC) yang bermarkas di West Point, New York yang merupakan markas akademi militer AS. Namun CTC merupakan lembaga independen dan terpisah dari akademi militer AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CTC menyatakan, pihaknya membandingkan dokumen dari NBC dengan catatan anggota ISIS serupa milik Departemen Pertahanan AS. Hasilnya menguatkan sekitar 98 persen dokumen dari NBC memang autentik.
Formulir pendaftaran ISIS yang berbahasa Arab itu, menunjukkan sekitar 30 persen dari perkiraan 15 ribu anggota baru ISIS yang masuk Suriah antara tahun 2013-2014. Dalam situsnya, CTC menyebut, analisis data tidak hanya menunjukkan bagaimana beragamnya anggota ISIS, tapi juga bagaimana ISIS memeriksa anggota baru, mengarahkan keahlian mereka secara efektif dan juga menangani kelompok anggota yang berbeda-beda negara.
Anggota baru yang direkrut ISIS berusia antara 12 tahun hingga 70 tahun, namun rata-rata berusia sekitar 26-27 tahun. Hanya sekitar 400 orang yang berusia di bawah 18 tahun yang bergabung ISIS.
Untuk kewarganegaraan, ISIS tercatat memiliki 579 petempur dari Arab Saudi, kemudian 559 petempur dari Tunisia, 240 petempur dari Maroko, 212 petempur dari Turki, 151 petempur dari Mesir dan 141 petempur dari Rusia.
Militan asing lainnya tercatat berasal dari Prancis (49 orang), Jerman (38 orang), Libanon (30 orang), Inggris (26 orang), Australia (11 orang) dan Kanada (7 orang). Analisis data tidak menunjukkan adanya anggota ISIS dari AS.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini