Juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Sediq Sediqqi, mengungkapkan banyak perempuan dan anak-anak menjadi korban. Tidak sedikit dari mereka yang terluka, kini mencoba bertahan hidup di rumah sakit.
"Saya melihat orang terluka dan tergeletak di jalanan. Mereka berteriak tanpa daya," ujar Sadiqullah seperti dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (20/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut ledakan bom bunuh diri ini menjadi salah satu serangan paling mematikan sepanjang tahun ini di Ibu Kota Afghanistan pada saat jam sibuk pagi hari. Sebelumnya pada Agustus 2015 lalu, ledakan bom mobil di Kabul melukai 240 orang.
Baca Juga: Taliban Mengklaim Ledakan di Dekat Kedubes AS di Afghanistan
Kelompok Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Kepala Kepolisian Kabul, Abdul Rahman Rahimi mengungkapkan ada dua penyerang bom diri yang memakan banyak korban di gedung tersebut.
"Salah satu penyerang bunuh diri dengan meledakkan sebuah truk bermuatan bahan peledak di tempat parkir umum yang letaknya di sebelah gedung pemerintah. Sedangkan penyerang kedua terlibat baku tembak terlebih dulu, sebelum ditembak mati," jelasnya.
Sejumlah saksi mata menuturkan kepada Reuters, baku tembak sempat berlangsung selama lebih dari 30 menit setelah ledakan terjadi di kompleks gedung pemerintahan di Kabul, yang juga menjadi lokasi markas NATO dan Kedubes AS.
Baik Kedubes AS maupun markas NATO tidak terkena dampak ledakan itu. Namun gambar dari lokasi kejadian menunjukkan kaca jendela salah satu kantor di kompleks unit Direktorat Keamanan Nasional (NDS) pecah akibat ledakan. (aws/rjo)











































