Kepala Kepolisian Kabul Abdul Rahman Rahimi mengatakan, warga sipil dan anggota pasukan keamanan Afghan termasuk di antara korban tewas dan luka.
"Akibat pengeboman itu, 28 orang tewas, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil," tutur Rahimi kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (19/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah saksi mata menuturkan kepada Reuters, baku tembak sempat berlangsung selama lebih dari 30 menit setelah ledakan terjadi di kompleks gedung pemerintahan di Kabul, yang juga menjadi lokasi markas NATO dan Kedubes AS itu.
Baik Kedubes AS maupun markas NATO tidak terkena dampak ledakan itu. Namun gambar dari lokasi kejadian menunjukkan kaca jendela salah satu kantor di kompleks unit Direktorat Keamanan Nasional (NDS) pecah akibat ledakan.
Ledakan bom bunuh diri ini disebut sebagai serangan bom terbesar di Kabul dalam waktu hampir setahun ini. Sebelumnya pada Agustus 2015 lalu, ledakan bom mobil di Kabul melukai 240 orang. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini