Wilayahnya Berkurang, Pendapatan ISIS Turun 30 Persen

Wilayahnya Berkurang, Pendapatan ISIS Turun 30 Persen

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 18 Apr 2016 14:06 WIB
Wilayahnya Berkurang, Pendapatan ISIS Turun 30 Persen
Ilustrasi (Reuters)
Damaskus - Pendapatan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dilaporkan berkurang sekitar 30 persen. Penurunan juga terjadi pada populasi di wilayah-wilayah yang dikuasai ISIS di Suriah dan Irak.

Informasi itu disampaikan oleh perusahaan analisis yang bermarkas di Amerika Serikat (AS), IHS, seperti dilansir Reuters, Senin (18/5/2016). Menurut IHS, penurunan pendapatan ini bisa dianggap sebagai ancaman bagi ISIS yang sejak lama menguasai wilayah strategis di Suriah dan Irak.

Dijelaskan peneliti senior IHS, Ludovico Carlino, dalam laporannya, pendapatan ISIS menurun menjadi US$ 56 juta (Rp 739 miliar) per bulan pada Maret lalu. Jumlah itu jauh di bawah pendapatan ISIS pada pertengahan tahun lalu, yang mencapai US$ 80 juta (Rp 1 triliun) per bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan IHS juga menyebut produksi minyak di wilayah yang dikuasai ISIS juga mengalami penurunan, dari yang tadinya 33 ribu barel per hari menjadi hanya 21 ribu barel per hari. Penyebab penurunan itu disinyalir karena serangan udara koalisi pimpinan AS dan juga serangan udara Rusia dalam rangka membantu rezim Presiden Bashar al-Assad.

"ISIS masih menjadi ancaman di wilayah itu, tapi penurunan pendapatan ini menjadi hal signifikan dan akan menambah tantangan bagi kelompok militan itu untuk mempertahankan wilayahnya dalam jangka panjang," sebut Carlino dalam laporan itu.

Baca juga: AS Sebut Jumlah Anggota ISIS Saat Ini Terendah Sejak 2014

Masih menurut laporan IHS, wilayah kekuasaan ISIS menurun sekitar 22 persen sejak pertengahan tahun 2014. Sedangkan populasi di wilayah-wilayah yang dikuasai ISIS dilaporkan juga mengalami penurunan, yakni dari 9 juta jiwa menjadi sekitar 6 juta jiwa.

"Ada lebih sedikit orang dan aktivitas bisnis untuk dipungut pajak, hal yang sama juga berlaku untuk properti dan lahan sitaan," sebut peneliti senior IHS lainnya, Columb Strack.

Sekitar 50 persen pendapatan ISIS berasal dari pajak dan penyitaan, sedangkan 43 persen lainnya datang dari minyak dan sisanya dari aktivitas penyelundupan narkoba, penjualan listrik dan donasi. Laporan IHS juga menyebut, ISIS memberlakukan aturan terhadap orang-orang yang dihukum penjara bisa diampuni dengan membayar uang tunai. Ini menjadi penanda ISIS memang tengah mengalami kesulitan keuangan.

Tidak hanya itu, ISIS juga memberlakukan pajak baru seperti pajak memasang satelit atau biaya bagi mereka yang ingin keluar kota. Kemudian denda juga dikenakan bagi orang-orang yang gagal menjawab pertanyaan soal Alquran.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads