Sekjen PBB Ban Ki-moon akan mengakhiri masa jabatannya pada akhir tahun 2016, setelah menjabat selama dua periode sejak 2007. Sekjen Ban akan menyerahkan jabatannya kepada penerusnya pada Januari 2017 mendatang.
Proses pemilihan Sekjen PBB, yang sebelumnya tertutup dan rahasia, untuk tahun ini digelar lebih terbuka. Pertama kali dalam 70 tahun, PBB menggelar Sidang Umum pada 12-14 April khusus untuk mewawancarai para kandidat di hadapan 193 negara anggota serta negara pemantau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para kandidat akan memaparkan visi mereka serta menjawab pertanyaan soal isu-isu global. Seperti dilansir TIME, Rabu (13/4/2016), sidang umum ini disiarkan langsung melalui situs PBB, sehingga bisa juga disebut sebagai 'wawancara kerja di hadapan seluruh dunia'.
Sejauh ini, sudah ada sembilan kandidat yang mengajukan diri dengan mengirimkan surat lamaran lengkap dengan riwayat hidup, layaknya melamar pekerjaan pada umumnya. Masing-masing kandidat akan tampil selama 2 jam dalam sidang umum.
Dari para kandidat itu, ada empat kandidat wanita yang berpotensi mencetak sejarah dengan menjadi wanita pertama yang menjabat Sekjen PBB. Selama 70 tahun berdiri, Sekjen PBB selalu dijabat seorang pria. Keempat kandidat wanita calon pencetak sejarah itu adalah:
![]() |
Bokova kini menjabat sebagai Kepala UNESCO (United Nations Educational, Scentific and Cultural Organization), badan PBB yang mengurusi soal kebudayaan, ilmu pengetahuan dan pendidikan. Bokova menjadi wanita pertama yang memimpin UNESCO, jabatan yang dipegangnya sejak tahun 2009.
Sebelumnya, Bokova pernah menjabat Duta Besar Bulgaria untuk Prancis dan Monako. Wanita berusia 63 tahun ini fasih berbicara empat bahasa, yakni Inggris, Prancis, Rusia dan Spanyol.
Bokova mencuat sebagai salah satu kandidat favorit, tidak hanya karena dia berpengalaman, tapi juga banyak yang mengharapkan Sekjen PBB berikutnya berasal dari Eropa Timur. Bokova juga menjadi kandidat favorit Rusia yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
Dalam sidang umum, Selasa (12/4), Bokova berniat menjadikan PBB lebih tegas pada setiap praktik kekerasan terhadap wanita dan menekankan pentingnya kesetaraan gender. Soal isu Israel-Palestina, Bokova mengaku dirinya akan membangun kepercayaan dengan kedua pihak yang berkonflik.
![]() |
Gherman yang seorang diplomat senior ini, merupakan anak perempuan presiden pertama Moldova, Mircea Snegur. Gherman pernah menjabat pelaksana tugas Perdana Menteri Moldova pada 22 Juni - 30 Juli 2015.
Wanita 47 tahun ini juga pernah menjabat Menteri Luar Negeri Moldova dan ditugaskan sebagai Duta Besar di sejumlah negara Eropa. Menurut media Inggris, The Guardian, keterlibatan Gherman dalam PBB ialah demi mendorong visi soal pembangunan dengan fokus pada HAM dan kesetaraan gender.
Gherman dijadwalkan tampil dalam sidang umum pada Kamis (14/4).
![]() |
Clark dikenal sebagai mantan Perdana Menteri Selandia Baru, yang menjabat nyaris satu dekade, yakni antara tahun 1999-2008. Kini Clark menjabat sebagai Kepala UNDP (UN Development Programme), jabatan yang dipegangnya sejak tahun 2009.
Oleh beberapa pihak, wanita 66 tahun ini dipandang sangat cocok dalam menangani tekanan besar yang muncul ketika memimpin organisasi dunia seperti PBB. Dalam wawancara dengan Reuters, Clark meyakini kemampuan yang dimilikinya bisa membantunya saat menjadi Sekjen PBB.
"Saya mengajukan diri dengan dasar kemampuan yang saya miliki, dan saya mengharapkan di abad 21 ini untuk mendapat pertimbangan yang setara dengan setiap kandidat pria mana pun," ucapnya. Clark dijadwalkan tampil dalam sidang umum pada Kamis (14/4).
Dukungan datang dari Perdana Menteri Selandia Baru, John Key, yang menyebut Clark memiliki kombinasi pengalaman dan kemampuan yang mumpuni.
"Ada banyak tantangan global yang dihadapi dunia saat ini dan PBB perlu pemimpin kuat yang bisa pragmatis dan efektif. Helen Clark memiliki banyak pengalaman dalam hubungan internasional, yang akan sulit ditandingi kandidat lain," ujar PM Key memuji Clark.
![]() |
Pusic dikenal sebagai mantan Menteri Luar Negeri Kroasia dan juga mantan Wakil Perdana Menteri Kroasia. Pusic mendirikan organisasi feminis pertama di Kroasia pada tahun 1979 dan menjadi saksi ketika negaranya bergabung Uni Eropa tahun 2013 lalu.
Dilaporkan The Guardian, wanita berusia 63 tahun ini, mengatur pertemuan antara Serbia dan Kroasia ketika kedua negara itu dilanda perang. Sedangkan seperti dilansir Reuters, Pusic menyatakan tidak menggadang aspek gender ketika mengumumkan pencalonannya sebagai Sekjen PBB pekan ini.
"Tidak pernah mengincar jabatan (Sekjen PBB) sebagai seorang perempuan," sebutnya.
"Ini bukan tentang Anda, secara personal. Ini tentang bagaimana mengubah cara sebuah institusi bekerja dan cara masyarakat berpikir," imbuh Pusic, yang dijadwalkan tampil dalam sidang umum pada Kamis (14/4).
Lima kandidat lainnya yang berjenis kelamin laki-laki adalah Menteri Luar Negeri Montenegro Igor Luksic, mantan Komisioner Tinggi untuk Pengungsi Antonio Guterres yang juga mantan Perdana Menteri Portugal, mantan Presiden Slovenia Danilo Turki, mantan Menteri Luar Negeri Makedonia Srgjan Kerim dan mantan Menteri Luar Negeri Serbia Vuk Jeremic.
Tidak ada batasan waktu untuk mengajukan diri sebagai calon Sekjen PBB yang baru. Jumlah kandidat masih sangat mungkin bertambah.
Halaman 2 dari 5