Dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (30/3/2016), Khamenei memuji militer Iran atau yang disebut Garda Revolusioner Iran karena menunjukkan kemampuan rudal yang canggih dan akurat melalui serangkaian uji coba beberapa waktu lalu, yang memicu kritikan negara Barat.
"Dalam dunia seperti hutan ini, jika Republik Islam mencari perundingan, perdagangan dan bahkan teknologi serta ilmu pengetahuan, tapi tidak memiliki kemampuan pertahanan, bukankah negara kecil sekalipun akan berani mengancam Iran?" ucap Khamenei dalam pernyataan yang dirilis situs resminya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Khamenei ini diduga ditujukan untuk mantan Presiden Iran Akbar Hashemi Rafsanjani, pemimpin senior dari kelompok reformis dan moderat, yang pekan lalu menulis komentar Twitter berbunyi: "Dunia masa depan adalah dunia dialog, bukan rudal."
Pernyataan ini juga disampaikan selang sehari setelah Amerika Serikat, Prancis, Inggris serta Jerman menyebut uji coba rudal balistik Iran melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB. Iran menggelar uji coba rudal balistik sebanyak dua kali sejak kesepakatan nuklir dicapai dengan negara-negara Barat pada 14 Juli 2015 lalu. Uji coba itu menuai kecaman dan sanksi baru dari AS.
"Musuh dari revolusi... menggunakan dialog, perdagangan ekonomi, sanksi, ancaman militer dan cara-cara lain untuk mencapai tujuan mereka. Kita harus mampu menghadapi mereka dan mempertahanan diri dalam sektor-sektor ini," tegas Khamenei.
Terakhir, Khamenei menyebut orang-orang yang meyakini diplomasi sebagai kunci masa depan Iran, sebagai bodoh dan pengkhianat.
(nvc/mad)