"Koordinator Kemanusiaan Libya mengutus serangan membabi buta pada Jumat (25/3) tersebut di kawasan tempat tinggal, yang menewaskan seorang perawat warga India dan anaknya," tulis Misi Pendukung PBB di Libya (UNSMIL) melalui akun twitter mereka seperti dilansir AFP, Minggu (27/3/2016).
Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj pun telah mengkonfirmasi kematian warganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah sakit di Libya memang telah lama bergantung kepada staf perawat dari Filipina dan India. India dan Filipina pun telah sering disarankan agar warganya segera meninggalkan Libya mengingat situasi keamanan di negara tersebut.
Libya memiliki dua administrasi pemerintahan sejak pertengahan 2014 lalu. Kala itu aliansi bersenjata menyerbu ibu kota dan mendirikan otoritas sendiri.
PBB telah mendorong kedua belah pihak untuk menyerahkan kekuasaan mereka kepada satu pemerintahan yang dibuat atas kesepakatan pembagian kekuasaan. Namun, kedua belah pihak menolak otoritas baru yang dipimpin oleh perdana menteri yang ditunjuk Fayez al-Sarraj itu.
Libya mulai kacau sejak 2011 lalu saat peristiwa penggulingan diktator Muammad Kadhafi. Kekacauan ini membuat kelompok pemberontak, termasuk ISIS untuk ikut berebut tanah di negara yang kaya akan minyak itu.
(rna/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini