Donald Trump Janjikan Hubungan Kuat AS dan Israel Jika Terpilih

Donald Trump Janjikan Hubungan Kuat AS dan Israel Jika Terpilih

Rita Uli Hutapea - detikNews
Selasa, 22 Mar 2016 11:14 WIB
Foto: REUTERS/Joe Skipper
Washington, - Bakal calon presiden Amerika Serikat Donald Trump menjanjikan hubungan yang kuat antara AS dan Israel, jika dirinya memenangi pemilihan presiden pada November mendatang. Sebelumnya, kandidat Partai Republik itu telah berulang kali berjanji akan bersikap netral dalam negosiasi damai antara Israel dan Palestina.

Trump mengatakan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (22/3/2016), Israel siap bernegosiasi untuk kesepakatan damai. Namun Palestina harus bersedia menerima bahwa Israel akan selamanya ada sebagai negara Yahudi.

"Palestina harus datang ke meja perundingan dengan mengetahui bahwa ikatan antara AS dan Israel tak bisa diputuskan," tegas miliarder AS itu dalam pidatonya di konferensi tahunan American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), kelompok lobi pro-Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Trump telah menuai kritikan atas sikapnya mengenai negosiasi perdamaian Timur Tengah. Dia menyebut dirinya sebagai sangat pro-Israel, namun kemudian dia juga mengatakan akan mengambil sikap netral dalam mengupayakan kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.

Para pengkritik Trump menyebut pengusaha real estate itu akan membahayakan dukungan AS untuk Israel yang telah berlangsung sekian lama. Senator AS, Ted Cruz yang merupakan rival terkuat Trump di pencapresan Partai Republik, menyinggung kembali sikap Trump tersebut dalam pertemuan AIPAC.

"Biar saya perjelas," kata Cruz. "Sebagai presiden saya tak akan netral. Amerika tanpa menyesal akan berdiri bersama bangsa Israel," tegasnya.

Kandidat unggulan Partai Demokrat, Hillary Clinton pun turut menyerang Trump dalam pidatonya di forum AIPAC tersebut.

"Kita memerlukan tangan yang stabil, bukan seorang presiden yang mengatakan dia netral pada hari Senin, pro-Israel pada Selasa dan siapa-tahu-apa pada Rabu karena semuanya bisa dinegosiasikan," cetus mantan ibu negara AS itu. (ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads