Politikus Kontroversial Belanda Geert Wilders Diadili Atas Diskriminasi

Politikus Kontroversial Belanda Geert Wilders Diadili Atas Diskriminasi

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 18 Mar 2016 13:06 WIB
Geert Wilders (Reuters/Alessandro Garofalo)
Amsterdam - Politikus kontroversial asal Belanda yang dikenal anti-Islam, Geert Wilders kembali disidangkan. Setelah 5 tahun lalu lolos dari pengadilan atas pernyataan anti-Islam, kini Wilders diadili karena menghasut kebencian terhadap minoritas Maroko di Belanda.

Dituturkan jaksa dalam persidangan, seperti dilansir Reuters, (18/3/2016), Wilders menanyakan kepada pendukungnya pada Maret 2014 lalu, apakah mereka ingin lebih banyak atau lebih sedikit warga Maroko di Belanda. Pertanyaan itu disambut teriakan: "Lebih sedikit! Lebih sedikit! Lebih sedikit!"

Kemudian Wilders menanggapi sambil tersenyum: "Kita akan mengatasi itu."

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di persidangan, Wilders menyangkal dirinya melakukan pelanggaran hukum. "Tidak ada yang bisa membungkam saya. Demikian juga soal Maroko," kicau Wilders melalui akun Twitter-nya, pekan lalu. "Tidak ada ancaman teroris ... tidak juga hakim. Tidak ada seorangpun," imbuhnya.

Wilders telah mendapat perlindungan 24 jam sejak pembunuhan Theo van Gogh tahun 2004, yang sama seperti Wilders telah membuat film yang mengkritik Islam.

Wilders terjerat kasus tahun 2011, setelah menyerukan pajak khusus untuk orang yang mengenakan serban dan menyamakan Alquran dengan autobiografi Hitler 'Mein Kampf'. Wilders juga menyerukan agar warga muslim Belanda yang juga pelaku kriminal dicopot kewarganegaraannya. Saat itu hakim menyatakan pernyataan Wilders memang kasar, namun dia dilepaskan dari jeratan hukum karena pernyataan itu menargetkan agama bukan ras.

"Itu bedanya sekarang. Pernyataannya menargetkan ras tertentu, yang dianggap sebagai tindak pidana," ucap juru bicara kantor jaksa setempat, Ilse de Heer.

Dalam kasus yang disidangkan pada Jumat (18/3) waktu setempat, Wilders dijerat satu dakwaan diskriminasi dan satu dakwaan menghasut kebencian terhadap warga Maroko. Terdapat sekitar 2 persen populasi warga Maroko dari total 17 juta penduduk Belanda.

Wilders juga menyebut warga Maroko sebagai 'sampah' dalam tayangan televisi setempat. Dalam kasus ini, Wilders terancam hukuman maksimal 1 tahun penjara dan hukuman denda maksimum 7.400 euro (Rp 109 juta).

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads