Dilaporkan Badan Luar Angkasa Rusia (Roscosmos) dan Badan Luar Angkasa Eropa (ESA), seperti dilansir AFP, Senin (14/3/2016), roket Proton milik Rusia membawa pesawat antariksa tanpa awak itu pada Senin (14/3) pukul 09.31 GMT di Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peluncuran ini merupakan bagian pertama dari dua tahap penjelajahan Planet Mars dengan tujuan menjawab sejumlah pertanyaan tentang tanda-tanda kehidupan di Mars. ESA menyatakan, tujuan misi ini adalah mencari tahu apakah Mars bisa ditinggali makhluk hidup.
Dilengkapi dengan instrumen berteknologi tinggi, Trace Gas Orbiter (TGO) diperkirakan akan tiba di Mars pada Oktober mendatang setelah menempuh perjalanan sejauh 496 juta kilometer. TGO akan mengambil foto-foto situasi Mars dan menganalisis udara di planet itu. TGO akan memisahkan diri dari Shciaparelli yang akan mendarat di permukaan Mars.
![]() |
Tahap kedua akan melibatkan kendaraan penjelajah Mars yang rencananya akan diluncurkan tahun 2018 mendatang, namun kemungkinan peluncuran itu akan ditunda karena masalah keuangan. Salah satu tujuan penting dari misi ini adalah menganalisis metanol, gas yang diciptakan oleh mikroba hidup di bumi dan juga melacak jejak dari misi Mars sebelumnya yang dijalankan NASA.
"TGO akan menjadi seperti hidup besar di luar angkasa," tutur ilmuwan proyek ExoMars, Jorge Vago.
Sementara itu, Schiaparelli yang namanya diambil dari pakar astronomi Italia abad ke-19, akan memeriksa kondisi iklim di Mars, termasuk menganalisis badai pasir musiman dan mempersiapkan jalan untuk kehadiran kendaraan penjelajah Mars nantinya.
(nvc/ita)