Serangan Berdarah di Pantai Gading Didalangi Al-Qaeda, WN Prancis Jadi Korban

Serangan Berdarah di Pantai Gading Didalangi Al-Qaeda, WN Prancis Jadi Korban

Hardani Triyoga - detikNews
Senin, 14 Mar 2016 03:46 WIB
Foto: Luc Gnago/Reuters
Yamoussoukro - 14 orang sipil dan 2 tentara tewas karena serangan kelompok bersenjata di Pantai Gading Beach Resort Grand Bassam. Kelompok penyerang ini diduga merupakan kelompok jaringan Al-Qaeda di Afrika Utara.

Kelompok pelaku diperkirakan berjumlah 6 orang. Para pelaku tewas karena baku tembak dengan pasukan khusus Pantai Gading.

"Enam penyerang datang ke pantai di Bassam sore ini," kata Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara seperti dikutip dari Reuters, Senin (14/3/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam serangan berdarah tersebut, dilaporkan salah seorang pria warga negara Prancis tewas. Hal ini disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Prancis. Selain dari Prancis, diketahui ada tiga warga asing kulit putih yang juga menjadi korban tewas karena serangan tersebut.

Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM) mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam penyerangan yang dilakukan Minggu (13/3) sore sebagaimana laporan intelijen pemantau kelompok jihad di AS. Saat melakukan aksinya di Grnd Bassam, kelompok militan ini menembaki semua orang yang dilihatnya.

"Mereka mulai menembak dan semua orang hanya bisa berjalan di pantai. Ada perempuan dan anak-anak berjalan dan bersembunyi," kata saksi Marie Bassole.

Serangan ini menandakan Pantai Gading menjadi target kelompok militan ini. Meski tak memiliki latar belakang, Pantai Gading yang identik dengan Prancis dan punya kekuatan ekonomi terbesar di Afrika Barat punya target khusus. Keunggulan lain Pantai Gading juga karena menghasilkan kakao utama dunia.

Adapun Presiden Prancis Francois Hollande memberikan dukungan terhadap Pantai Gading. Ia menilai serangan yang dilakukan merupakan aksi pengecut. Prancis berjanji akan memberikan bantuan.

"Prancis akan membantu logistik dan intelijen untuk Pantai Gading. Ini akan mengejar dan mengintensifkan kerjasama dengan mitra-mitranya dalam memerangi terorisme," tutur Hollande.

Kejadian dua bulan lalu di Ouagadougou, Burkina Faso membuat Afrika Barat waspada terhadap serangan teror. Ketika itu, kelompok bersenjata meneewaskan puluhan orang di hotek serta cafe di Ouagadougou.Sejumlah pria bersenjata juga menyerang sebuah hotel di  Mali Bamako, akhir 2015. AQIM mengklaim bertanggungjawab atas serangan-serangan tersebut.

(hty/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads