Abu Omar al-Shishani yang juga dikenal sebagai Omar the Chechen masuk dalam daftar militan paling dicari AS. Bahkan salah satu program AS menawarkan imbalan US$ 5 juta atau setara Rp 66 miliar untuk setiap informasi terkait Shishani.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (9/3/2016), Shishani yang lahir tahun 1986 di Georgia, ketika negara itu masih menjadi bagian Uni Soviet, dikenal sebagai penasihat militer pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi. Para pengikut Baghdadi bahan menyebut pemimpin ISIS itu sangat bergantung pada Shishani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pentagon meyakini, Shishani dikirimkan ke sana untuk memperkuat pasukan ISIS yang sebelumnya kalah dalam serangan pasukan koalisi Suriah Arab milisi yang didukung AS. Pasukan Suriah Arab itu berhasil merebut kota al-Shadadi dari ISIS, bulan lalu.
Juru bicara Pentagon, Peter Cook, menuturkan bahwa militer AS masih menaksir dampak serangan udara mereka di Suriah. Kematian Shishani, menurut Cook, akan menjadi pukulan besar bagi ISIS, terutama kemampuan militan radikal itu dalam mengkoordinasikan serangan dan mempertahankan markas.
"Dia merupakan warga negara Georgia yang berbasis di Suriah, yang memegang sejumlah posisi militer penting dalam tubuh ISIL (nama lain ISIS), termasuk menteri perang," sebutnya.
Secara terpisah, beberapa pejabat AS lainnya yang enggan disebut namanya, mengaku optimis bahwa serangan udara itu berhasil menewaskan target, yakni Shishani. Menurut salah satu pejabat AS, Shishani tewas bersama 12 anggota ISIS lainnya.
Shishani yang memiliki nama asli Tarkhan Tayumurazovich Batirashvili ini pernah bergabung dengan kelompok pemberontak Chechnya sebelum bergabung militer Georgia tahun 2006 lalu dikeluarkan 2 tahun kemudian karena alasan medis. Tahun 2010, Shishani ditangkap karena kepemilikan senjata api ilegal dan dipenjara selama 1 tahun. Tahun 2012, dia pergi ke Suriah dan bergabung dengan ISIS setahun kemudian.
(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini