Dikutip dari kantor berita AFP, Minggu (6/3/2016), Turabi dinyatakan meninggal pada usia 84 tahun karena serangan jantung. Turabi dibawa ke unit perawatan intensif dari Rumah Sakit Khartoum Royal Care.
"Setelah menderita dari serangan jantung di pagi hari dan meninggal," ujar sumber dari RS sebagaimana dikutip AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas menuduhnya mempunyai hubungan dengan kelompok pemberontakan bersenjata di wilayah barat Darfur yang bernama Gerakan Keadilan dan Kesetaraan (JEM). Turabi beberapa kali keluar-masuk penjara selama empat dekaade karirnya karena bersikap vokal.
Pada Mei 2010 Turabi ditahan karena melaporkan pemilik suara sebagai penipu. Dia juga ditahan pada Januari 2009 dua hari setelah dia menyarankan Bashir menyerahkan diri pada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas tuduhan kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan dan genosida pada konflik di Darfur.
Selain itu Turabi juga pernah ditangkap karena serangan pertama di Khartoum oleh JEM, tepat di seberang sungai Nil dari istana presiden, sebelum dipukul mundur dengan kerugian besar.
Turabi juga dikenal sebagai salah satu pendorong di balik pengenalan hukum Syariah Islam di Sudan pada 1983 yang memicu 22 tahun perang saudara dengan penduduk yang beragama mayoritas Kristen di Afrika Selatan. Menewaskan sedikitnya 2 juta orang dalam peristiwa itu.
Turabi menempuh pendidikan di Barat. Dia mendapatkan gelar master hukum dari London dan gelar doktor dari Universitas Sorbonne di Paris.
Turabi menguasai bahasa Inggris, Perancis dan Jerman dengan lancar layaknya berbicara bahasa Arab. Keterampilan bahasa membantunya mendapatkan akses ke media asing yang dimanfaatkan olehnya untuk menggaungkan revolusi Islam internasional. (fdn/fdn)