Demikian disampaikan Kementerian Luar Negeri Suriah dalam surat terpisah untuk Sekjen PBB Ban Ki-moon dan Dewan Keamanan PBB, seperti diberitakan kantor berita resmi Suriah, SANA dan dilansir Press TV, Selasa (23/2/2016).
Kementerian Suriah secara khusus menyinggung serangan-serangan bom yang dilakukan kelompok ISIS di Damaskus dan kawasan permukiman di Homs beberapa hari lalu. Lebih dari 100 warga sipil tewas dan ratusan orang lainnya luka-luka dalam serangan-serangan bom tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu mendorong Daesh (nama Arab untuk ISIS) dan para sponsornya -- khususnya rezim Turki dan Arab Saudi -- untuk terus melakukan pembantaian terhadap rakyat Suriah," demikian bunyi surat Kementerian Luar Negeri Suriah.
"Sikap diam itu juga mendorong kelompok-kelompok teroris di luar Suriah untuk melakukan serangan-serangan di negara-negara lain di wilayah ini dan dunia," imbuh kementerian.
Dalam surat tersebut, kementerian Suriah mendesak DK PBB dan Sekjen PBB agar segera mengecam keras aksi-aksi teroris tersebut. DK PBB juga diserukan untuk mengambil langkah-langkah tegas terhadap negara-negara yang mendukung dan mendanai terorisme, khususnya Arab Saudi dan Turki.
Konflik yang melanda Suriah telah berlangsung selama lima tahun. Menurut laporan baru oleh lembaga riset Suriah, Syrian Center for Policy Research, konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 470 ribu orang dan melukai sekitar 1,9 juta orang. Konflik Suriah yang diawali dengan pertempuran-pertempuran antara para pemberontak Suriah melawan tentara rezim Presiden Bashar al-Assad, kini diperparah dengan berkuasanya kelompok radikal ISIS di sebagian wilayah Suriah.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini