Badai Fiji Tewaskan 17 Orang, Turis Asing Mulai Terbang Pulang

Badai Fiji Tewaskan 17 Orang, Turis Asing Mulai Terbang Pulang

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 22 Feb 2016 10:29 WIB
Foto: REUTERS/Jay Dayal/Handout via Reuters
Suva - Korban tewas akibat badai yang mengguncang Fiji bertambah menjadi 17 orang. Turis-turis asing mulai meninggalkan negara kepulauan di wilayah Samudera Pasifik tersebut.

Care Australia, organisasi non-profit yang bergerak di bidang kemanusiaan dan pemulihan bencana, menyebut pejabat di ibukota Suva memastikan jumlah korban tewas bertambah. Badai siklon hebat mengguncang Fiji pada Sabtu (20/2) malam waktu setempat dengan menimbulkan angin kencang 326 kilometer per jam hingga memicu kehancuran.

"Care Australia bisa memastikan jumlah korban tewas mencapai 17 orang," tutur juru bicara Care Australia kepada AFP, Senin (22/2/2016), setelah mengikuti rapat dengan pejabat penanggulangan bencana di Fiji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fiji Broadcasting Corporation melaporkan kebanyakan korban berasal dari wilayah Fiji sebelah barat. Sekitar tujuh nelayan juga dilaporkan hilang di lautan saat badai melanda. Badai siklon yang melanda Fiji ini tercatat sebagai badai terkuat yang pernah melanda belahan bumi bagian selatan. Badai ini meratakan sejumlah rumah warga, merusak infrastruktur dan memaksa warga untuk mengungsi dari rumah masing-masing.

REUTERS/NZ Defence Force/Handout via Reuters


Para turis asing yang sebelumnya terjebak di Fiji akibat badai ini, mulai kembali ke negara asal masing-masing setelah operasi bandara Nadi dibuka kembali. Badai membuat operasional bandara Nadi ditutup selama 2 hari.

Dibukanya kembali operasional bandara Nadi juga membuka jalan bagi pengerahan bantuan kemanusiaan yang mulai menumpuk. Australia mengumumkan paket bantuan senilai Aus$ 5 juta yang terdiri atas kebutuhan dasar, seperti makanan dan air minum telah dipersiapkan untuk Fiji. Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop juga menawarkan pesawat P-3 Orion dan helikopter MRH-90 untuk menjangkau wilayah-wilayah terluar Fiji yang terpencil.

"Dampak keseluruhan bencana ini masih belum diketahui. Kami siap memberikan bantuan lebih lanjut untuk mendukung upaya pemulihan Fiji," tutur Bishop di Canberra, Australia.

REUTERS/Sarah Boxall - CARE Australia/Handout via Reuters


Otoritas Fiji telah mengumumkan situasi darurat bencana selama sebulan setelah badai ini melanda. Perdana Menteri Fiji Voreqe Bainimarama menyebut badai itu sebagai serangan untuk Fiji. Seluruh sekolah, yang sebagian besar digunakan sebagai kamp pengungsian, terpaksa ditutup untuk seminggu ke depan. Personel militer Fiji juga dikerahkan untuk membantu upaya pembersihan pascabencana.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads