Care Australia, organisasi non-profit yang bergerak di bidang kemanusiaan dan pemulihan bencana, menyebut pejabat di ibukota Suva memastikan jumlah korban tewas bertambah. Badai siklon hebat mengguncang Fiji pada Sabtu (20/2) malam waktu setempat dengan menimbulkan angin kencang 326 kilometer per jam hingga memicu kehancuran.
"Care Australia bisa memastikan jumlah korban tewas mencapai 17 orang," tutur juru bicara Care Australia kepada AFP, Senin (22/2/2016), setelah mengikuti rapat dengan pejabat penanggulangan bencana di Fiji.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
REUTERS/NZ Defence Force/Handout via Reuters |
Para turis asing yang sebelumnya terjebak di Fiji akibat badai ini, mulai kembali ke negara asal masing-masing setelah operasi bandara Nadi dibuka kembali. Badai membuat operasional bandara Nadi ditutup selama 2 hari.
Dibukanya kembali operasional bandara Nadi juga membuka jalan bagi pengerahan bantuan kemanusiaan yang mulai menumpuk. Australia mengumumkan paket bantuan senilai Aus$ 5 juta yang terdiri atas kebutuhan dasar, seperti makanan dan air minum telah dipersiapkan untuk Fiji. Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop juga menawarkan pesawat P-3 Orion dan helikopter MRH-90 untuk menjangkau wilayah-wilayah terluar Fiji yang terpencil.
"Dampak keseluruhan bencana ini masih belum diketahui. Kami siap memberikan bantuan lebih lanjut untuk mendukung upaya pemulihan Fiji," tutur Bishop di Canberra, Australia.
REUTERS/Sarah Boxall - CARE Australia/Handout via Reuters |
Otoritas Fiji telah mengumumkan situasi darurat bencana selama sebulan setelah badai ini melanda. Perdana Menteri Fiji Voreqe Bainimarama menyebut badai itu sebagai serangan untuk Fiji. Seluruh sekolah, yang sebagian besar digunakan sebagai kamp pengungsian, terpaksa ditutup untuk seminggu ke depan. Personel militer Fiji juga dikerahkan untuk membantu upaya pembersihan pascabencana.
(nvc/ita)












































REUTERS/NZ Defence Force/Handout via Reuters
REUTERS/Sarah Boxall - CARE Australia/Handout via Reuters