Kelompok tersebut, Kurdistan Freedom Falcons (TAK) memposting klaim tersebut di situsnya. Disebutkan TAK, serangan bom itu merupakan respons atas kebijakan-kebijakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
"Aksi ini dilakukan untuk membalas pembantaian warga sipil yang tak berdaya, terluka," demikian statemen TAK seperti dilansir media Press TV, Sabtu (20/2/2016). TAK pun mengancam akan kembali melakukan serangan-serangan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dulunya TAK pernah terkait dengan kelompok militan Kurdistan Workers Party (PKK), namun TAK menyebut hubungannya dengan PKK kini telah putus.
Sebelumnya, Presiden Erdogan menyatakan, dirinya tak ragu bahwa kelompok militan Kurdi Suriah, People's Protection Units (YPG) mendalangi ledakan bom Ankara tersebut. Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu juga mengatakan, seorang warga Suriah yang terkait YPG merupakan pelaku serangan bom mobil tersebut. Bahkan Davutoglu menuding pemerintah Suriah bertanggung jawab secara langsung atas serangan bom tersebut.
Atas tuduhan keterlibatan dalam serangan bom Ankara tersebut, pemimpin YPG telah membantahnya. Disebutkan bahwa tuduhan itu dilontarkan pemerintah Turki sebagai dalih untuk meningkatkan serangan-serangan Turki terhadap para militan Kurdi di wilayah Suriah.
(ita/ita)











































