"Intinya, tak ada senjata pemusnah massal," kata kandidat dari Partai Republik itu di dalam acara tanya jawab dengan warga di South Carolina menjelang pemilihan awal di negara bagian tersebut, yang akan digelar pada Sabtu (20/2) waktu setempat.
"Saya akan katakan dengan sangat simpel. Pergi ke Irak itu mungkin keputusan terburuk, itu bisa jadi keputusan terburuk yang pernah dibuat orang, presiden manapun dalam sejarah negara ini, seperti itulah buruknya," ujar Trump mengenai invasi AS ke Irak pada tahun 2003 silam, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (19/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perang di Irak telah mengawali keseluruhan destabilisasi Timur Tengah, itu mengawali ISIS, mengawali Libya, mengawali Suriah," ujar miliarder AS itu. "Itu salah satu keputusan terburuk yang pernah dibuat oleh pemerintahan manapun," imbuhnya.
Namun dalam wawancara tahun 2002 silam dengan penyiar radio, Howard Stern, Trump mengatakan bahwa dirinya akan mendukung invasi ke Irak.
Ketika soal wawancara tersebut ditanyakan padanya, Trump mengatakan: "Saya bisa saja mengatakan itu."
"Saya bukan politisi. Itu mungkin pertama kalinya ada orang menanyakan saya pertanyaan itu," tutur Trump seraya menambahkan, bahwa "pada saat perang tersebut dimulai, saya menentang perang itu."
(ita/ita)