Dalam pidatonya yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi Turki, Perdana Menteri (PM) Turki Ahmet Davutoglu menyebut pelaku serangan bom itu adalah anggota milisi Kurdi Suriah YPG, yang bekerjasama dengan para pemberontak dari kelompok terlarang Kurdi, Kurdistan Workers Party (PKK).
Disebutkan PM Turki itu, serangan bom itu menunjukkan bahwa YPG merupakan organisasi teroris. Turki pun mengharapkan kerjasama dari sekutu-sekutunya untuk menghadapi kelompok tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Davutoglu, sejauh ini sembilan orang telah ditangkap terkait ledakan bom mobil di Ankara pada Rabu, 17 Februari tersebut.
YPG dianggap sebagai organisasi teroris oleh otoritas Turki. Namun tidak demikian halnya dengan pemerintah Amerika Serikat yang menyatakan YPG bukan organisasi teroris. Washington bahkan mendukung para milisi YPG dalam perang melawan kelompok radikal ISIS di Suriah.
Sebelumnya, kantor berita Dogan menyebut sedikitnya 61 orang mengalami luka-luka akibat ledakan bom mobil yang mengguncang Ankara pada Rabu (17/2) malam waktu setempat itu. Menteri Kesehatan Turki Mehmet Muezzinoglu menyatakan, sebagian besar korban luka kini dalam kondisi baik.
Ledakan ini terjadi di pusat kota Ankara dan di lokasi yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari markas militer Turki, serta gedung parlemen dan kantor PM Turki.
(ita/ita)











































