Diberitakan Reuters, Rabu (10/2/2016), satelit yang diklaim Korut sebagai sebagai satelit pengamatan bumi ini sudah memasuki orbitnya dan mulai mengitari bumi. Sumber
pemerintah Amerika Serikat (AS) menyebut satelit itu dalam keadaan stabil memasuki orbit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satelit itu awalnya terlepas dari orbitnya, namun kini telah dalam keadaan stabil. Keberhasilan satelit ini mengalahkan peluncuran pada tahun 2012 silam di mana satelit itu
gagal mencapai orbitnya.
Perlu diketahui, rencana peluncuran roket satelit Korut membuat sejumlah negara siaga dan menetapkan langkah antisipasi, salah satunya mengalihkan jalur penerbangan.
Maskapai Jepang dan Korea Selatan (Korsel) memutuskan untuk mengubah jalur sejumlah penerbangannya.
Kepada salah satu badan PBB, Organisasi Maritim Internasional (IMO), otoritas Korut menyatakan niatnya untuk meluncurkan satelit pengamatan bumi antara 8-25 Februari
mendatang. Beberapa negara meragukan Korut hanya sekadar meluncurkan satelit ke luar angkasa.
Aktivitas peluncuran satelit dengan roket itu membuat sejumlah negara tetangga Korut siaga. Rencana peluncuran roket Korut itu diperkirakan akan mengganggu penerbangan
yang menghubungkan Jepang dengan Filipina, Malaysia, Singapura dan Indonesia.
Dalam pernyataan sebelumnya, pemerintah Korsel mengatakan, rencana peluncuran satelit Korut itu sebenarnya adalah rencana meluncurkan rudal jarak jauh. Korsel pun
mengingatkan Korut untuk tidak melakukan peluncuran rudal tersebut. Korsel bahkan mengancam Korut akan membayar mahal jika benar-benar meluncurkan rudal tersebut. (tfq/fdn)











































