Seperti dilansir Reuters dan AFP, Jumat (5/2/2016), otoritas setempat menyatakan belum ada laporan korban jiwa maupun kerusakan akibat meletusnya gunung yang terletak di prefektur Kagoshima, Pulau Kysuhu yang ada di bagian paling selatan Jepang ini.
Badan Meteorologi Jepang (JMA) menyebut letusan Gunung Sakurajima ini sebagai erupsi eksplosif yang terjadi sekitar pukul 18.56 waktu setempat. JMA menaikkan level peringatan ke paling puncak, yakni level 3 yang melarang orang-orang mendekati gunung tersebut. Dalam setahun, gunung api ini mengalami ratusan erupsi kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tampaknya, bebatuan terlempar sejauh 2 kilometer dari kawah, tapi area ini cukup jauh dari komunitas warga," tutur profesor emeritus dari Kyoto University, Kazuhiro Ishihara, kepada televisi nasional NHK.
Pusat pembangkit nuklir Sendai yang berjarak sekitar 50 kilometer dari gunung api itu juga tidak terdampak oleh letusan ini. Pusat pembangkit nuklir yang dikelola oleh Kyushu Electric Power itu baru kembali beroperasi tahun lalu sejak ditutup akibat gempa bumi dan tsunami dahsyat tahun 2011.
Juru bicara Kyushu Electric Power menyatakan tidak ada dampak letusan Gunung Sakurajima terhadap pembangkit nuklir dan operasionalnya.
Wilayah Jepang membentang di atas cincin api, area berbentuk tapal kuda di dengan aktivitas seismik sangat aktif, dan memiliki lebih dari 100 gunung api aktif.
(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini