Seperti dilansir AFP, Rabu (3/2/2016), radio ini siaran dengan bahasa nasional Afghanistan, Pashto, dan menyebut diri sebagai 'Voice of the Caliphate' menyebarkan propaganda ISIS dalam siaran malam hari. Jadwal siaran radio ini tidak menentu.
Siaran radio ini dilaporkan berasal dari sebuah lokasi yang dirahasiakan di Provinsi Nangarhar, dekat perbatasan Pakistan. Kementerian Pertahanan Afghanistan menyebut, program siaran radio itu disiarkan dari sebuah kendaraan yang terus bergerak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Program radio itu tidak lagi terdengar sejak Selasa (2/2)," ucap Gubernur Achin, Haji Ghalib, kepada AFP.
"Itu sangat mengganggu tentara kita dan menjadi berita baik bahwa stasiun radio itu telah dihancurkan," imbuhnya.
ISIS yang menguasai sejumlah wilayah di Suriah dan Irak, melebarkan aktivitasnya di Nangarhar, Afghanistan, ketika negara tersebut berjuang melawan Taliban. Dalam beberapa bulan terakhir, tentara Afghanistan dengan didukung drone militer AS melancarkan serangan terhadap ISIS di Nangarhar.
Dalam keterangannya, Kementerian Pertahanan Afghanistan menyebut serangan udara di Nangarhar dilakukan dengan bantuan pasukan NATO. Namun beberapa laporan media menyebut militer AS yang melakukan serangan udara itu. Misi NATO di Afghanistan menyatakan dua serangan antiterorisme militer AS dilakukan pada Senin (1/2) malam di wilayah Achin. Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai serangan itu.
(nvc/nwk)











































