Surat kabar Saudi berbahasa Inggris, Saudi Gazette, seperti dilansir Reuters, Senin (1/2/2016), melaporkan empat warga AS ditahan sejak Senin (25/1) pekan lalu, dan lima warga AS lainnya ditahan beberapa hari setelahnya. Laporan itu mengutip seorang sumber yang memahami kasus ini.
Disebutkan juga bahwa otoritas Saudi menahan 14 warga Saudi, tiga warga Yaman, dua warga Suriah, satu warga Indonesia, satu warga Filipina, satu Uni Emirat Arab, satu warga Palestina dan satu warga Kazakhstan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyadari laporan adanya beberapa warga negara AS yang ditahan di Arab Saudi. Departemen Luar Negeri memiliki kewajiban untuk membantu warga AS di luar negeri dengan serius. Mengacu pada pertimbangan privasi, kami tidak bisa berkomentar lebih lanjut," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS kepada AFP.
Para pejabat yang memberikan keterangan itu sebenarnya tidak berwenang untuk berbicara kepada publik. Kedutaan Besar AS di Saudi enggan memberi keterangan ketika dimintai komentar terkait hal ini.
Saat dimintai keterangan lebih lanjut, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saudi meminta Reuters untuk memeriksa situs resmi kementerian tersebut. Disebutkan dalam situs itu, semua orang yang ditahan merupakan tersangka militan, tanpa dijelaskan lebih lanjut kelompoknya.
Pada tahun 2014 lalu, otoritas Saudi menyatakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sebagai organisasi teroris dan menahan ratusan pendukung ISIS sejak saat itu. Militan radikal yang menguasai sejumlah wilayah di Irak dan Suriah itu telah mendalangi serangkaian serangan di wilayah Saudi.
(nvc/ita)











































