Israel Tuduh Turki Suplai Dana ISIS Lewat Pembelian Minyak dan Narkoba

Israel Tuduh Turki Suplai Dana ISIS Lewat Pembelian Minyak dan Narkoba

Yudhistira Amran Saleh - detikNews
Rabu, 27 Jan 2016 08:26 WIB
Foto: Luthfy Syahban
Athena - Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon menuduh Turki membeli minyak dari ISIS. Pembelian tersebut diduga untuk memberikan dana bagi kegiatan kelompok militan itu.

Dilansir dari BBC, Rabu (27/1/2016), Yaalon mengatakan ISIS telah menikmati uang hasil pembelian minyak dari Turki tersebut dalam waktu yang sangat lama saat berbicara di Athena. Turki kemudian menyangkal pembelian minyak seludupan dari ISIS.

"Terserah Turki, Pemerintah Turki, kepemimpinan Turki untuk memutuskan apakah mereka ingin menjadi bagian dari setiap jenis kerja sama untuk memerangi terorisme," kata Yaalon kepada wartawan usai pertemuan di Yunani.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti yang anda tahu, ISIS menikmati uang Turki dari penjualan minyak dalam waktu yang sangat lama. Dan saya berharap hal itu segera berakhir," lanjutnya.

Amerika Serikat baru-baru ini menolak tuduhan bahwa pejabat Pemerintah Turki berada dalam kasus penyeludupan minyak oleh ISIS. Yaalon juga menuduh bahwa Turki mengizinkan jihadis untuk berpindah dari Eropa ke Suriah dan Irak lalu kembali.

ISIS memungut pajak di wilayah-wilayah yang dikuasai kelompok militan itu. Laporan baru menunjukkan kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS mendapatkan dana sekitar US$80 juta per bulan.

Laporan yang disusun oleh IHS Inc, pemantau keuangan yang berkantor di Inggris, menyebutkan sekitar 50 persen pendapatan ISIS berasal dari pajak yang dipungut di wilayah-wilayah yang dikuasainya dan perampasan aset.

Adapun sekitar 43 persen sumber dana berasal dari penjualan minyak. Sisanya berasal dari penyelundupan narkotika, penjualan listrik, dan bantuan.

"Tidak seperti al-Qaida, ISIS tidak tergantung pada uang dari donatur-donatur asing untuk menghindari pengaruh mereka," kata Columb Strack, analis senior di IHS, Selasa (8/12/2015). (yds/asp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads