Dilaporkan majalah bisnis ternama China, Caixin, yang mengutip sumber yang memahami kasus ini seperti dilansir AFP, Selasa (26/1/2016), dua pelaku pencurian bekerja di Agricultural Bank of China cabang Beijing. Mereka mengambil wesel yang disimpan di dalam brankas dan kemudian menjualnya.
Menurut majalah Caixin, kedua pelaku yang disebut masih muda dan tergolong masih baru di bank tersebut, melakukan investasi di pasar saham dengan uang hasil penjualan wesel itu. Mereka berharap meraup untung besar dan mengembalikan dana yang dicuri sebelum ketahuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan kepada pasar modal Hong Kong tempatnya terdaftar, Jumat (22/1) lalu, Agricultural Bank of China yang merupakan pemberi pinjaman terbesar ketiga di negara tersebut, mengakui potensi kerugian akibat tindakan pencurian ini mencapai 3,9 miliar yuan.
Kepolisian setempat masih menyelidiki kasus ini dan pihak bank disebutkan bersedia bekerja sama. "Demi mengawal keamanan dana semaksimal mungkin," imbuh pernyataan tersebut.
Besarnya jumlah kerugian membuat kasus ini harus dilaporkan ke Dewan Negara atau kabinet pemerintah China. Tidak disebutkan lebih lanjut oleh sumber yang dikutip majalah Caixin soal waktu pencurian terjadi. Namun diyakini ada lebih dari dua orang yang terlibat kasus ini.
(nvc/nrl)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 