Dalam wawancara dengan AFP, Jumat (22/1/2016), Koordinator Antiterorisme Uni Eropa, Gilles de Kerchove memperingatkan bahwa operasi militer koalisi pimpinan Amerika Serikat dan serangan pesawat tempur Rusia, ditambah dengan operasi tentara lapangan Irak dan juga pasukan oposisi Suriah mendorong ISIS melakukan lebih banyak serangan bergaya teror Paris, Prancis pada NovemberΒ di kawasan Eropa.
De Kerchove menyebut kekalahan terbaru ISIS di kota Ramadi, Irak dan serangan udara besar-besaran koalisi di Suriah, membuat posisi ISIS saat ini cenderung defensif atau dalam posisi banyak bertahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
De Kerchove menyerukan agar kekuatan negara-negara Barat harus bekerja sama dalam melawan terorisme bersama pemerintahan Libya yang baru. Pemerintah baru tersebut dibentuk pekan ini di bawah kesepakatan yang dimediasi PBB setelah bertahun-tahun Libya diwarnai pertumpahan darah.
Untuk saat ini, sebut De Kerchove, ISIS akan mudah beroperasi di wilayah Libya yang masih dilanda konflik dan perebutan kekuasaan usai Muammar Khadafi lengser pada tahun 2011 lalu. Diperkirakan saat ini ada sekitar 3 ribu anggota ISIS di wilayah Libya.
"Karena tidak ada serangan udara untuk saat ini di Libya dan tidak ada pemerintahan yang berfungsi secara penuh," tuturnya.
"Kita tahu bahwa pemimpin senior (ISIS) di Suriah sungguh memantau apa yang terjadi di Libya. Jadi, jika mereka merasakan tekanan terlalu tinggi, mungkin ada godaan untuk pindah ke lokasi lainnya. Di sana (Libya), untuk saat ini, terjadi kekacauan sempurna yang mereka sukai," cetus De Kerchove.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini