Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyebut hasil penyelidikan ini penuh prasangka dan samar. Zakharova juga menyebut cara Inggris menangani kasus ini telah membuat suram hubungan bilateral kedua negara.
"Kami menyesali bahwa sebuah kasus murni kriminal dipolitisasi dan telah membayangi atmosfer hubungan bilateral kita," tutur Zakharova kepada wartawan setempat, seperti dilansir Reuters, Kamis (21/1/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hakim Inggris: Presiden Putin Mungkin Setujui Pembunuhan Eks Agen KGB
Dalam laporannya, hakim Owen menyebut pembunuhan Litvinenko di hotel mewah Millennium, London, tahun 2006 lalu, merupakan operasi intelijen Rusia yang diarahkan Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB). Hakim Owen juga menyebut kemungkinan keterlibatan Presiden Putin dalam operasi itu.
"Dengan mempertimbangkan sepenuhnya seluruh bukti dan analisis yang diberikan kepada saya, saya menemukan bahwa operasi FSB untuk membunuh Litvinenko mungkin disetujui oleh Patrushev dan juga Presiden Putin," tulis hakim Owen dalam hasil penyelidikan itu.
Nikolai Patrushev merupakan mantan Kepala FSB. FSB berdiri tahun 1995 sebagai dinas intelijen Rusia, setelah KGB yang dibubarkan tahun 1991 ketika Uni Soviet pecah. Litvinenko tewas setelah minum teh hijau di hotel mewah Millennium di London. Teh hijau tersebut ternyata dicampur isotop polonium-210 yang merupakan radioaktif langka.
Lebih lanjut, Zakharova menyebut hasil penyelidikan yang dipimpin hakim Inggris bernama Robert Owen itu 'didorong motif politik dan sungguh melalui proses yang tidak jelas'. Belum ada tanggapan langsung dari Putin atas hasil penyelidikan ini.
(nvc/mad)