Litvinenko yang merupakan pengkritik keras Putin dan pergi dari Rusia enam tahun sebelum kematiannya, tewas setelah minum teh hijau di hotel mewah Millennium di London. Teh hijau tersebut ternyata dicampur isotop polonium-210 yang merupakan radioaktif langka.
Penyelidikan atas pembunuhan itu dipimpin hakim senior Inggris, Robert Owen. Hasil penyelidikan menemukan bahwa mantan pengawal KGB Andrei Lugovoy dan rekannya Dmitry Kovtun telah meracuni minuman Litvinenko. Aksi keduanya merupakan bagian dari operasi intelijen Rusia yang diarahkan oleh Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), pengganti KGB yang berjaya pada era Uni Soviet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nikolai Patrushev merupakan mantan Kepala FSB. FSB berdiri tahun 1995 sebagai dinas intelijen Rusia, setelah KGB yang dibubarkan tahun 1991 ketika Uni Soviet pecah.
"Saya puas bahwa secara umum, anggota pemerintahan Putin, termasuk sang presiden sendiri dan FSB, memiliki motif untuk melakukan aksi terhadap Litvinenko, termasuk membunuhnya pada akhir tahun 2006," imbuh hakim Owen dalam hasil penyelidikan itu.
Selama ini, Kremlin selalu menyangkal keterlibatan dalam pembunuhan ini. Namun dari ranjang rumah sakit sebelum meninggal, Litvinenko menuturkan kepada detektif setempat bahwa Putin secara langsung memerintahkan pembunuhan dirinya. Dua tersangka pembunuhan Litvinenko, Lugovoy dan Kovtun, juga membantah terlihat dalam pembunuhan ini dan otoritas Rusia menolak untuk mengekstradisi keduanya ke Inggris.
(nvc/ita)