Pasukan Kurdi Hancurkan Ribuan Rumah Warga Arab di Irak

Pasukan Kurdi Hancurkan Ribuan Rumah Warga Arab di Irak

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 20 Jan 2016 14:36 WIB
Pasukan Kurdi Hancurkan Ribuan Rumah Warga Arab di Irak
Rumah warga Arab di Irak yang dihancurkan pasukan Kurdi (Amnesty International/AFP Photo)
Baghdad - Pasukan Kurdi di Irak menghancurkan ribuan rumah warga keturunan Arab. Diduga, aksi kekerasan ini dimaksudkan untuk mengusir komunitas Arab di wilayah Irak.

Disampaikan organisasi HAM internasional, Amnesty International, seperti dilansir AFP, Rabu (20/1/2016), aksi penghancuran itu terjadi setelah pasukan Kurdi berhasil merebut sejumlah wilayah Irak dari cengkeraman militan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Disebutkan Amnesty International, penghancuran dan pencurian properti telah menjadi peristiwa yang cukup sering terjadi dalam pertempuran melawan ISIS. Hal ini memicu kemarahan warga setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pasukan Peshmerga dari Pemerintah Kawasan Kurdi (KRG) dan milisi Kurdi di wilayah Irak bagian utara telah menghancurkan, meledakkan dan membakar ribuan rumah warga sebagai balasan atas dukungan mereka (dalam melawan ISIS)," demikian pernyataan Amnesty International.

Penasihat senior penanggulangan krisis pada Amnesty International, Donatella Rovera, menyebut pasukan Kurdi tengah melakukan kampanye tersebar untuk memindahkan secara paksa komunitas Arab di Irak.

"Pemindahan secara paksa warga sipil dan penghancuran dengan sengaja rumah-rumah dan properti mereka tanpa alasan militer mungkin mengarah pada kejahatan perang," sebut Rovera.

Amnesty International mencatat sejumlah bukti yang menunjukkan adanya pemindahan paksa dan penghancuran skala besar rumah-rumah warga oleh pasukan Kurdi di tiga provinsi, yakni Niniveh, Kirkuk dan Diyala.

Tiga provinsi itu berada di luar perbatasan wilayah-wilayah Kurdi di Irak. Namun pasukan Kurdi berhasil menguasai wilayah-wilayah tersebut setelah tentara federal Irak melarikan diri dari serangan ISIS pada Juni 2014 lalu. Pemimpin Kurdi di Irak ingin menyatukan wilayah-wilayah Irak itu dengan wilayah otonomi mereka dan mengurangi populasi Arab di dalamnya untuk membuat solid kekuasaan Kurdi.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads