Presiden Filipina Benigno Aquino mengatakan kepada para wartawan di Manila, otoritas intelijen Filipina akan meminta mitra-mitranya di Timur Tengah untuk memonitor kemungkinan radikalisasi di kalangan komunitas Filipina di wilayah tersebut. Jumlah warga Filipina yang bekerja di Timur Tengah mencapai sekitar dua juta orang.
Menurut Aquino seperti dilansir AFP, Jumat (15/1/2016), sejauh ini tak ada ancaman kredibel serangan ISIS di Filipina, menyusul ledakan-ledakan bom dan penembakan di Jakarta pada Kamis (14/1) kemarin. Namun diingatkannya mengenai adanya ancaman umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah ada ancaman kredibel? Apakah ada ancaman spesifik? Tidak ada. Apakah ada ancaman umum? Ya. Kita tidak kebal dari masalah ekstremisme," tandas Aquino.
Sebelumnya, kelompok ekstremis setempat, Abu Sayyaf belum lama ini merilis sebuah video yang menyatakan kesetiaan kepada ISIS. Namun klaim ini ditanggapi enteng oleh Aquino. Menurutnya, Abu Sayyaf hanya ingin mendompleng ketenaran ISIS yang dikenal bengis itu. (ita/ita)











































