Seperti dilansir media Australia, Sydney Morning Herald, Jumat (15/1/2016), Barry Kissane yang pernah menjadi guru matematika ini, sedang mengikuti rapat di Gedung Cakrawala atau Skyline Building, Thamrin pada Kamis (14/1) pagi ketika ledakan bom terjadi.
"Kami mendengar suaraย bom -- jelas terdengar seperti bom -- dan orang-orang pergi keluar dan melihat keluar jendela dan melihat pos polisi di sudut jalan jelas-jelas diledakkan," tutur Kissane.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria berusia 66 tahun ini menjadi konsultan pendidikan dan terbang ke Indonesia pada Rabu (13/1). Kissane yang berada di lantai 10 gedung tersebut merasakan getaran dari ledakan yang terjadi di gerai kopi Starbucks di lantai dasar.
"Kami mendengar mereka dan orang-orang ketakutan. Ada bom lain (yang meledak) dan terdengar seperti terjadi baku tembak, jadi kami bergerak ke pintu keluar darurat ... dan akhirnya berhasil mencapai basement," ceritanya.
Kissane menghabiskan waktu berjam-jam di area parkir bawah tanah bersama sekitar 200 orang lainnya, sembari menunggu instruksi dari polisi. Sekitar 5 jam kemudian, lanjut Kissane, petugas keamanan memeriksa setiap orang beberapa kali sebelum membiarkan mereka pergi. Kissane yang sebelumnya mengajar di Murdoch University ini, sempat mengirim pesan kepada rekannya di Australia untuk memberitahu keluarganya bahwa dia baik-baik saja.
Meskipun mengalami peristiwa mengerikan, Kissane mengaku dirinya tidak merasakan bahaya mengancamnya. Dia juga mengaku tidak takut berada di Indonesia.
Barry Kissane (Supplied/Sydney Morning Herald) |












































Barry Kissane (Supplied/Sydney Morning Herald)