Seperti dilansir AFP, Jumat (15/1/2016), Jenderal Lloyd Austin yang kini memimpin Komando Pusat Militer Amerika Serikat (CENTCOM) yang bertugas mengawasi operasi kawasan Timur Tengah menyebut, serangan teror terbaru yang terjadi di Jakarta dan juga Istanbul menjadi bukti bahwa ISIS mulai goyah.
"ISIL (nama lain ISIS) telah mengambil posisi bertahan di Irak dan Suriah," sebut Jenderal Austin dalam konferensi pers di Florida.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Austin merujuk pada ledakan bom di mal Baghdad, Irak pada 11 Januari yang menewaskan 17 orang, kemudian ledakan bom bunuh diri di kawasan wisata Istanbul, Turki yang merenggut 10 nyawa warga asing. Sedangkan teror bom di Thamrin, Jakarta Pusat sejauh ini menewaskan 5 pelaku dan 2 warga sipil.
ISIS yang menyebar ancaman di wilayah Irak dan Suriah tahun 2014-2015 lalu, dinilai mulai mengalami kemunduran di beberapa wilayah yang dikuasainya dan diklaim sebagai bagian dari kekhalifahannya. Terutama setelah kota Ramadi, Irak berhasil direbut kembali oleh pasukan lokal yang didukung koalisi AS.
Koalisi militer pimpinan AS juga berhasil menghancurkan infrastruktur minyak yang dikuasai ISIS, termasuk meledakkan ratusan truk yang digunakan untuk membawa minyak mentah ilegal di Suriah. Pekan ini, fasilitas penyimpanan uang milik ISIS di kota Mosul, Irak juga dihancurkan oleh serangan koalisi AS.
Dijelaskan Austin, peningkatan aksi ISIS di luar negeri dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian dari kekalahan-kekalahan ISIS di Irak dan Suriah. "ISIL ingin mengalihkan perhatian dari banyaknya kemunduran yang mereka alami," tuturnya.
"Penting untuk dipahami bahwa aksi-aksi teroris ini bukan berarti ISIL semakin kuat. ISIL pada dasarnya adalah organisasi teroris dan dengan melakukan serangan-serangan ini, mereka berusaha menciptakan citra tak terkalahkan di tengah kemunduran. Jadi sejauh ini, kita membuat kemajuan," jelas Austin.
(nvc/ita)











































