Eksekusi yang dimaksud ialah eksekusi massal 47 orang pada 2 Januari lalu, yang sebagian besar diyakini anggota Al-Qaeda. Mereka yang dieksekusi dinyatakan bersalah atas terorisme dan diyakini bertanggung jawab atas pengeboman dan serangan bersenjata di Saudi.
Ada pula ulama Syiah terkemuka, Nimr Baqr al-Nimr, yang eksekusi matinya menuai protes keras dari Iran dan beberapa negara lainnya. Bahkan hingga akhirnya memicu pemerintah Saudi untuk memutus hubungan diplomatik dengan Iran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi mereka (Saudi-red) bersikeras mengorbankan darah para mujahid untuk pasukan Salib pada liburan mereka, di Tahun Baru," demikian pernyataan kedua kelompok jaringan Al-Qaeda tersebut.
"Biarkan mereka menunggu hari ketika Tuhan memulihkan hati keluarga para martir ini, saudara-saudara mereka dan orang-orang yang menyayangi mereka dari orang kafir yang arogan," imbuh pernyataan tersebut.
Pada Desember lalu, cabang Al-Qaeda di Yaman mengancam akan menumpahkan darah tentara keluarga Al-Saud jika anggota-anggota mereka dieksekusi mati di Saudi. Sedangkan pekan lalu, militan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang merupakan rival Al-Qaeda, mengancam akan menghancurkan penjara-penjara Saudi yang menahan para jihadis, usai eksekusi massal itu.
(nvc/ita)